Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Naiknya harga kedelai sekitar 30% memaksa perajin tempe dan tahu di Kabupaten Sidoarjo menaikkan harga sekaligus mengurangi ukuran menjadi lebih kecil. Aksi mogok berproduksi selama tiga hari pada 1-3 Januari lalu sebenarnya sebagai sosialisasi ke masyarakat juga terkait rencana menaikkan harga tersebut. Tentu juga sebagai seruan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan mekanisme perdagangan kedelai. Sebab selama ini perdagangan kedelai dikuasai swasta atau dilepas ke swasta
"Kalau hanya mengurangi ukuran tempe atau tahu, itu hanya bisa menutup biaya produksi 10%-15%. Sementara kenaikan kedelai 30%," kata perajin tempe asal Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Sukari, Kamis (7/1).
Menurut Sukari, naiknya harga bahan baku kedelai hingga Rp9.200 per kg sangat menguras modal para perajin tempe dan tahu. Sebelum masa pandemi pada sekitar Maret 2020 harga kedelai masih Rp7 ribu per kg.
Maka tidak hanya mengurangi ukuran, Sukari bersama para perajin lain juga menaikkan harga. Seperti Sukari yang biasa menjual tempe per potong Rp8 ribu dinaikkan menjadi Rp10 ribu. Atau untuk ukuran kecil biasa Rp2 ribu per potong dinaikkan menjadi Rp2.500.
Kenaikan harga juga dilakukan pada produk tempe. Harga tahu di pasar yang semula Rp800 per potong dinaikkan menjadi Rp1.000. Demikian pula ukurannya dibuat agak lebih kecil.
"Meskipun harga dinaikkan, permintaan tahu ini masih tinggi. Seperti saya biasa berjualan di pasar terkadang hanya dua jam sudah habis diserbu pembeli," kata Nurul, 35, perajin tahu.
Di Desa Sepande ada sekitar 400 perajin tempe dan tahu. Di desa ini juga ada koperasi yang menjual bahan baku kedelai. Namanya Koperasi Primer Karya Mulya dan Sukari yang menjadi ketuanya. Namun yang ikut koperasi hanya 270 perajin dan itupun termasuk perajin dari wilayah lain seperti Kecamatan Buduran dan Wonoayu.
Dalam kondisi naiknya bahan baku kedelai seperti saat ini hingga Rp2 ribu per kg-nya, koperasi tidak bisa berbuat banyak pada anggota. Apabila nekat menjual kedelai murah pada anggotanya, koperasi juga akan rugi.
Sukari menambahkan, 90% perajin tempe dan tahu di Indonesia selama ini menggantungkan pada kedelai impor. Selain lebih murah, kualitas bagus, ketersediaan kedelai impor juga kontinu. Beda dengan kedelai lokal yang hanya tersedia saat masa panen.
"Ukuran kedelai impor besar-besar sangat baik untuk tempe. Kalau tahu, ukuran kedelai tidak terlalu dipermasalahkan," tambah Sukari.
Selain ukuran lebih kecil, kedelai lokal juga tinggi kadar air saat panen. Tingginya kadar air mengakibatkan masa simpan kedelai tidak bisa lama. (HS/OL-10)
KELANGKAAN kedelai menjadi ironi yang masih saja terjadi di Indonesia.
Setelah tiga hari tahu tempe tidak ditemui di Jakarta, mulai hari ini, Selasa (5/1) tahu tempe sudah ada di pasar tradisional meski harganya naik 20 persen.
Firman mengaku telah membaca dari berbagai literatur dan penelitian produk GMO yang dianggap dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan dan lain-lain.
Kenaikan harga kedelai impor yang terus menerus semenjak awal pandemi covid-19 hingga sekarang dikeluhkan oleh para pengrajin tahu di Kabupaten Temanggung,
Para perajin tempe tahu di desa ini sempat berhenti berproduksi akibat kelangkaan dan melonjaknya harga bahan baku kedelai sejak akhir Desember 2020.
Perajin tahu dan tempe di Sidoarjo, Jawa Timur, terpaksa menaikkan harga juga sekitar 10 persen dari harga biasa. Selain itu, jumlah produksi juga dikurangi untuk mengantisipasi kerugian.
Kenaikan harga kedelai dikhawatirkan bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram
Paguyuban dan koperasi menjadi wadah bagi pengrajin tempe tahu dan tauge agar setiap permasalahan bisa dibantu penyelesaiannya oleh pemerintah daerah setempat
Produsen tahu tempe menilai tata kelola harga kedelai seharusnya berada di bawah pemerintah. Sehingga, tidak menimbulkan lonjakan harga dan kelangkaan stok.
Sempat mengalami kelangkaan dikarenakan harga kedelai naik secara signifikan, produsen tempe dan tahu kembali mulai beraktivitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved