Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pemprov Jawa Tengah Borong 35 Genose Buatan UGM

Ardi T Hardi
05/1/2021 15:45
Pemprov Jawa Tengah Borong 35 Genose Buatan UGM
Pemprov Jawa Tengah membeli 100 genose buatan UGM yang mampu mendeteksi dini Covid-19.(MI/Ardi T Hardi)

GUBERNUR Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggunakan Genose untuk meningkatkan kapasitas deteksi dini Covid-19 di provinsi tersebut. Pihaknya dalam tahap awal telah memesan 100 Genose.

"Saya tadi mencoba, sangat simpel hanya dengan meniup nafas, dalam waktu 3 menit sudah keluar hasilnya. Kami mau beli 100, tapi saat ini baru dapat 35," ungkap Ganjar saat menyambangi lokasi produksi Genose di Science Technopark (STP) UGM, Selasa (5/1). Alat tersebut rencananya akan ditempatkan di rumah sakit dan puskesmas

Alat deteksi ini sendiri baru mendapat izin edar pada 24 Desember 2020. Sepekan kemudian sudah diproduksi sekitar 100 unit Genose. Kini, sudah ada pemesanan mencapai 10 ribu unit.

Ganjar mengungkapkan, jika kapasitas produksi sudah mencukupi, diharapkan lebih banyak alat Genose yang dapat diterapkan di puskesmas dan juga fasilitas umum di Jawa Tengah.

"Kalau semua puskesmas bisa, itu bagus sekali. Tempat umum juga, tapi itu prioritas berikutnya karena saat ini produksinya belum banyak," terangnya.

Ganjar mengunjungi STP UGM bersama perwakilan dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan RSUP dr Kariadi Semarang. Dalam kesempatan tersebut, ia melihat langsung cara kerja Genose serta aktivitas produksi yang dilakukan.

Ganjar menegaskan, langkah Pemprov Jateng untuk menggunakan Genose sebagai keputusan politik. Keputusan tersebut penting dilakukan agar Indonesia tidak terus-menerus bergantung pada alat buatan luar negeri dan berbiaya mahal.

Genose sendiri dijual dengan harga sebesar Rp62 juta dan bisa digunakan berulang kali dengan menggunakan kantong yang bisa dibeli dengan harga Rp15 ribu. Dengan alat ini, biaya melakukan deteksi Covid-19 diperkirakan hanya sebesar Rp25 ribu perorang.

"Saya yakin masyarakat akan mampu jika dianggarkan secara murah. Jika anak bangsa bergotong royong melakukan donasi, dengan donasi sebesar Rp100 ribu saja sudah membantu 4 orang," kata Ganjar.

Pemerintah, menurutnya, harus berpihak pada karya anak bangsa. Ia berharap pemerintah dapat menggerakkan daerah-daerah untuk menggunakan alat ini untuk meningkatkan surveillance di tingkat daerah.

"Di kondisi saat ini di mana pandemi terus meningkat, negara harus berpihak. Keberanian pemerintah dalam memutuskan menjadi penting," ucapnya.

Senada dengan hal ini, ketua tim peneliti Genose, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., menuturkan bahwa produksi Genose diutamakan kepada pemerintah serta perusahaan yang akan memanfaatkan Genose untuk melakukan deteksi kepada banyak orang.

Hingga 31 Desember, pihaknya telah menerima lebih dari 10 ribu pesanan Genose. Kapasitas produksi sendiri ditargetkan mencapai 5 ribu hingga 10 ribu pada Januari 2021 dan akan ditingkatkan pada Februari mendatang sesuai dengan jumlah permintaan yang masuk.

"Kita tidak merekomendasikan alat ini untuk dimiliki pribadi. Bukannya kita tidak butuh uang, tapi ini kita alokasikan agar dalam sehari alat ini dapat menguji 120 hingga 200 orang, kalau kita punya 10 ribu itu 2 juta orang sehari," paparnya.

Alat yang sudah memperoleh paten dalam negeri ini, jelas dia, memiliki sejumlah perbedaan dengan alat serupa yang sudah dikembangkan di beberapa negara, salah satunya dalam penggunaan kantong penampung nafas yang terpisah dari alat Genose sehingga mengurangi kemungkinan transmisi virus. (OL-13)

Baca Juga: Cegah Dikorupsi Oknum, Pengawasan Bansos Tahun 2021 Diperketat

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya