Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Warga Kosongkan Area 5 Km dari Merapi

Atalya Puspa
23/11/2020 03:30
Warga Kosongkan Area 5 Km dari Merapi
Pengungsi erupsi Gunung Merapi yang ditampung di barak Balai Desa Balerante.(MI/Djoko Sardjono)

POTENSI bahaya Gunung Merapi saat ini ialah guguran lava dan lontaran material vulkanis bila terjadi letusan eksplosif disertai awan panas. Semua menebar hingga radius maksimal 5 kilometer dari puncak kawah.

Oleh karena itu, pemangku kepentingan mengimbau warga untuk mengosongkan area dalam radius 5 kilometer dari semua aktivitas dan tidak boleh ditinggali penduduk.

“Hal itu dimaksudkan agar apabila kemudian Gunung Merapi meletus sewaktu-waktu tidak menelan korban jiwa maupun kerugian harta benda. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekomendasikan seperti itu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangan resmi kemarin.

Dalam catatan BPPTKG sejak Sabtu (21/11), Merapi mengeluarkan ak tivitas seperti guguran lava 15 kali, embusan angin panas 23 kali, dan gempa vulkanis dangkal 14 kali dengan amplitudo 40-75 mm serta durasi 14-42 detik.

Tim di lapangan sudah memeta kan wilayah yang berisiko terdampak erupsi Merapi meliputi Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo, dan De sa Umbulharjo di Kecamatan Cang kringan, Sleman, Provinsi DI Yog yakarta. Selain itu, Desa Ngargo mulyo, Desa Krinjing, dan Desa Paten di Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah. Selanjutnya Desa Tlogolele, Desa Klakah, dan Desa Jrakah di Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Berikutnya Desa Tegal Mulyo, Desa Sidorejo, dan Desa Balerante di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah.

Sementara itu, BPBD Magelang melaporkan sebanyak 817 warga di kawasan rawan bencana (KRB) III mengungsi ke 9 titik pengungsian setelah BPPTKG menaikkan status Merapi ke level III atau siaga. Jumlah pengungsi mengalami peningkatan 210 orang terhitung sejak dua pekan lalu.

Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Edy Susanto, menyatakan warga Desa Keningar memilih turut mengungsi kendati wilayahnya berada di luar KRB III.

“Mereka takut dan trauma akibat kejadian erupsi pada 2010. Pemerintah desa lalu mengevakuasi mereka ke pengungsian,” ujar Edy Susanto dalam keterangan resmi kemarin.

Seluruh pemangku kepentingan telah mendirikan dapur umum di setiap titik lokasi pengungsian dan menyiapkan kebutuhan makanan mulai pukul 04.00 WIB. BPBD Magelang juga mendistribusikan air bersih kesetiap lokasi pengungsian pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIB. (Ata/AT/JS/TS/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya