Pejabat Daerah masih Melanggar

Yose Hendra
23/11/2020 02:40
Pejabat Daerah masih Melanggar
Ilustrasi RESEPSI PERNIKAHAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/pras.)

ONI Amir tidak mau belajar dari sejumlah peristiwa sebelumnya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, itu, nekat menggelar resepsi pernikahan anaknya di Gedung Serbaguna Politeknik Pertanian Payakumbuh, kemarin.

Tidak tanggung-tanggung, Joni juga memboyong tenda BNPB ke lokasi pernikahan untuk menampung tamu. Polisi menilai pesta itu tidak mengindahkan protokol kesehatan.

"Kami membubarkan resepsi pernikahan itu. Resepsi tidak mengantongi izin dari kepolisian, karena di masa pandemi, kami memang tidak pernah mengeluarkannya," ujar Kapolres Ajun Komisaris Besar Trisno Eko.

Ia mengakui Joni pernah datang ke ruangannya untuk memberi tahu acara pernikahan tersebut. Trisno sempat melarang dan meminta resepsi tidak digelar. "Saya menyilakan akad nikah, sesudah itu syukuran kecil saja."

Saat ini status Joni masih diduga melakukan pelanggaran hukum. Polisi sudah meminta keterangan dari pihak keluarga dan akan memeriksa perusahaan katering serta pengelola gedung.

"Dari hasil pemeriksaan, jika terpenuhi unsur minimal 2 alat bukti, kita akan masuk ke dalam beberapa aturan. Bisa dipidana atau minimal sanksi administrasi. Dia kan pegawai juga, punya atasan bupati," tandas Trisno.

Dia menambahkan, pembubaran pernikahan keluarga Joni Amir bukan satu-satunya kejadian. Pada malam sebelumnya pembubaran juga dilakukan di Kecamatan Guguak.

"Kami sudah banyak membubarkan acara pernikahan. Ini bukan berani atau tidak berani. Pembubaran memang harus dilakukan demi keselamatan masyarakat," tegas Kapolres.

 

Haul ditiadakan

Sebaliknya, tindakan arif diperlihatkan keluarga almarhum KH Muhammad Zaini Abdul Gani atau Guru Sekumpul. Tahun ini, mereka memutuskan untuk meniadakan haul ulama besar asal Martapura, Kalimantan Selatan, itu.

Setiap tahun, kegiatan itu selalu dihadiri ribuan orang dari Kalsel dan sejumlah daerah lain, bahkan dari mancanegara. Rangkaian kegiatan yang biasanya digelar setiap Februari itu bisa berlangsung hingga dua minggu.

"Rapar koordinasi antara pemerintah daerah dan keluarga sudah dilaksanakan. Keluarga sepakat kegiatan haul ke-16 ditiadakan sebagai upaya mencegah munculnya klaster covid-19," kata Kepala Bagian Keagamaan, Biro Kesejahteraan Rakyat, Mustajab.

Kalsel masih jauh dari aman. Sampai kemarin, daerah ini sudah mencatat jumlah kasus mencapai 12.798 penderita, 512 di antaranya meninggal dunia.

Kewaspadaan juga masih harus diberlakukan di sekolah keagamaan dengan sistem pondok. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, klaster pesantren terus bermunculan.

Yang terkini, 48 santri di pondok pesantren yang berada di Kecamatan Cibereum sudah dinyatakan positif covid-19. "Santri yang positif sudah dikarantina dan dipisahkan dengan penghuni lain di pondok pesantren. Kami juga melarang santri maupun pengurus melakukan aktivitas di luar pesantren," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Uus Supangat.

Setali tiga uang, 14 santri perempuan di Kabupaten Cianjur juga terkonfirmasi positif. Mereka diharuskan menjalani isolasi mandiri di lingkungan pesantren.

"Kami sudah melakukan pelacakan. Ada 60 santri dan guru yang melakukan kontak erat dengan para santri perempuan itu. Tes usap sudah dilakukan, kami masih menunggu hasilnya," kata juru bicara Satgas Covid-19, Yusman Faisal. (DY/AD/BB/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya