Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PABRIK pengolahan produk minuman pembuatan nata de coco berada di Kampung Citaman, Desa Citapar, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Ciamis, Jawa Barat, bertahan di tengah pandemi Covid-19. Usaha yang dirintis disabilitas, Enok Sri Kurniasih, 46, ini sejak 2009 itu kini omsetnya per bulan mencapai Rp200 juta.
Semula produk minuman nata de coco dibuat Enok di Dusun Badak Jalu, RT 32 RW 8, Desa Ciulu, Kecamatan Banjarsari. Usahanya berkembang dan pindah ke lokasi yang baru, kini pegawainya berjumlah 36 orang dari warga sekitar.
Enok Sri Kurniasih, menceritakan usaha yang ditekuninya kerap menemui berbagai rintangan. Untuk meraih kesuksesan seperti saat ini tidaklah mudah. Apalagi, bagi dia yang kehilangan tangan kanannya. Namun, tekad dan kerja keras mampu membuat mimpinya memiliki usaha tercapai.
"Perjuangan dalam meraih kesuksesan bukan perkara gampang laiknya membalikan tangan. Butuh kerja keras dan jangan minder," ujar Enok Sri Kurniasih yang disapa Nia, Selasa (10/11)
Paska kecelakaan yang membuatnya kehilangan tangan kanan pada 25 tahun lalu, kenang Nia, membuat dirinya pesimistis. Beruntung, Menteri Sosial Inten Suweno saat itu, datang melayat memberikan dukungan dan motivasi supaya untuk tetap melanjutkan kuliah hingga lulus.
"Alhamdulillah motivasi dari bu Mensos Inten Suweno membuat saya bangkit. Keterbatasan fisik bukan menjadi halangan untuk maju. Kita adalah jalan hidup yang harus dilalui apapun takdir Allah, yang penting berjuang untuk hidup dengan jalan yang diridhoNYA," ungkap Nia.
Semangat Nia terkumpul, diapun membantu kakak sepupu yang lulusan IPB yang ahli mengolah nata de coco menjadi minuman. Setelah beberapa tahun menimba ilmu mengolah limbah air kelapa itu, dia memberanikan diri membuat minuman itu sendiri.
"Hasil pengolahan nata de coco saya dan suami, alhamdulillah diterima pasar. Saya memakai merk nama anak kami Nabil dan Zaki. Keuntungan pertama saya itu baru Rp150 ribu per bulan, sekarang bisa Rp200 juta. Itu memakan waktu 10 tahunan, butuh sabar dan profesional," pesannya.
Pada 2014, jelas Nia, dia mendapat binaan Bank Indonesia. Di bawah binaan BI ini diajari manajemen, strategim pemasaran dan sebagainya. Ternyata pangsa pasar nata de coco sangat luas, untuk sektor industri non food seperti bahan kertas, textile, layar LCD dan lainnya selain untuk minuman.
"Bank Indonesia tidak hanya memberikan ikan tapi kailnya. Banyak sekali manfaatnya terutama soal kedisiplinan dan etos kerja. Mereka masih memberikan motivasi saat pandemi covid ini dan bagaimana bisa bertahan selama perekonomian menurun," ungkap Nia.
Menurut Nia, pengolahan nata de coco sangat mudah bisa dipelajari semua orang. Apalagi bahan baku air kelapa melimpah di Indonesia. Syaratnya butuh kesabaran, mau belajar dari kesalahan dan kerja keras.
"Doa juga jangan lupa agar kita tidak lekas patah semangat. Hasil kita hari ini adalah perjuangan yang dilakukan dahulu. Alhamdulillah cita-cita saya bisa bermanfaat buat lingkungan tercapai," ujar Nia. (OL-13)
Baca Juga: Kemas Tempe Jadi Elegan Hidupkan Ekonomi Rakyat
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
MESKI semangat inklusi terus digaungkan, nyatanya hanya sebagian kecil penyandang disabilitas yang berhasil menembus dunia kerja.
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
Isu kesehatan dan hak reproduksi bagi penyandang disabilitas, terutama perempuan, adalah isu yang fundamental namun kerap terabaikan oleh para pemangku kebijakan.
Penyandang disabilitas mendapat perhatian khusus dengan disediakannya ruang dan fasilitas pendukung, termasuk lowongan pekerjaan inklusif.
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved