Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga

Ardi T Hardi
05/11/2020 17:50
Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga
Status Gunung Merapi dinaikkan menjadi siaga (level III), sebelumnya waspada (level II).(Antara)

KEPALA Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida menyampaikan, berdasarkan evaluasi data pemantauan aktivitas Gunung Merapi, pihaknya menyimpulkan, aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.

"Sehubungan dengan hal tersebut, status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level ll) menjadi Siaga (level Ill) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," terang Hanik, Kamis (5/11).

Hanik menjelaskan, pascaerupsi besar 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018 yang berlangsung sampai bulan September 2019. Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, Gunung Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020. Aktivitas vulkanik terus meningkat hingga saat ini.

Penetapan status Gunung Merapi ditetapkan berdasarkan tujuh data hasil pemantauan. "Pertama, setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, Vulkanik Dangkal (VB) dan Fase Banyak (MP) mulai meningkat," terang dia.

Sebagai perbandingan, pada bulan Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi dan gempa MP terjadi 174 kali. Pada bulan Juli 2020 terjadi gempa VA 6 kali, VB 33 kali dan MP 339 kali.

Kedua, pemendekan jarak baseline EDM (Electronic Distance Measurement) sektor Barat Laut Babadan-RB1 (selanjutnya disingkat EDM Babadan) sebesar 4 cm sesaat setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020. Setelah itu pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.

Ketiga, sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/har, MP 272 kali/hari, Guguran (RF) 57 kali/hari, Hembusan (DG) 64 kali/hari. Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ.

Keempat, kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010.

Kelima, berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gununh. Merapi dengan metoda Foto Udara (Drone) pada tanggal 3 November 2020 belum terlinat adanya kubah lava baru.

Keenam, sampai saat ini, kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.

Ketujuh, potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 km.

Dengan ditetapkannya status Siaga (Level lIl), pihaknya merekomendasikan daerah yang dinilai berbahaya, yaitu 3 dusun di Kecamatan Cangkringan (DIY), 9 dusun Kecamatan Kemalang di Klaten, 9 dusun di Kecamatan Dukun, Magelang, dan 10 dusun di Kecamatan Selo, Boyolali.

"Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di G. Merapi dalam KRB llI direkomendasikan untuk dihentikan," kata dia.

Pelaku wisata direkomendasikan tidak berkegiatan wisata di KRB Ill Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

"Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat," pungkas dia. (OL-13)

Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Naik, Pemda Diminta Siapkan Mitigasi



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik