Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kopi Aranio Kopi Khas Kalsel Warisan Belanda

Denny Susanto
20/10/2020 08:25
Kopi Aranio Kopi Khas Kalsel Warisan Belanda
Petani sedang memetik buah kopi Aranio, kopi khas Kalimantan Selatan(MI/Denny Susanto)

TANGAN Asmari, 54 harus bersusah payah menjangkau dan memetik buah kopi masak berwarna kemerahan di ujung ranting pohon kopi. Cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa bulan belakangan ini membuat hasil panen kopi warga Desa Tiwingan Baru tidak sebanyak hasil panen tahun sebelumnya. Asmari sendiri memiliki dua hektar kebun kopi dari sekitar 100 hektar lebih kebun kopi yang ada di salah satu desa tergusur akibat proyek pembangunan waduk Riam Kanan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini. Menurut Asmari warga desa sering menyebutnya sebagai hutan kopi karena hamparan pepohonan kopi jenis Robusta ini tumbuh liar tanpa dirawat.

"Tanaman kopi yang tumbuh di desa kami ini sudah berusia puluhan tahun dan rata-rata tumbuh tinggi hingga 4-5 meter karena tidak dirawat," ujar Asmari yang menjadi bendahara Kelompok Tani Hutan (KTH) Tunas Muda Desa Tiwingan Baru, Senin (19/10). 

Bahkan indukan tanaman kopi ini berasal dari desa mereka sebelum ditenggelamkan proyek waduk yang ditanam pada zaman kolonial Belanda. Karena tidak dirawat hasil panen kopi di desa yang berkontur perbukitan ini tidak sebanyak hasil panen kopi budidaya dan biji kopinya pun lebih kecil. Dalam setiap hektarnya hasil panen hutan kopi ini hanya 10-15 blek atau sekitar 100 kilogram dengan harga normal Rp30 ribu perkilogram kopi kering giling.

Arianto Ketua KTH Tunas Muda mengatakan awalnya berkebun kopi adalah kegiatan sampingan bagi 30 keluarga warga Desa Tiwingan Baru.

"Selama ini warga kami berprofesi sebagai petambak ikan keramba di waduk Riam Kanan dan petani karet. Hasil hutan berupa durian, jengkol dan kopi hanya selingan," ujarnya.

Namun dalam beberapa tahun terakhir ini pamor kopi meningkat. Minum kopi menjadi gaya hidup masyarakat baik tua dan muda. Seiring dengan itu permintaan kopi pun meningkat. 

"Lambat laun kopi Aranio banyak dikenal mmasyarakat bahkan sampai luar negeri," tutur Arianto sembari menyebut warga Desa Tiwingan Baru sudah memiliki produk kopi bermerk Aranio Kopi.

Budidaya Kopi Aranio

Tiwingan Baru merupakan salah satu desa yang ada di kawasan waduk Riam Kanan di wilayah Kabupaten Banjar. Untuk menuju desa wisata yang dikenal dengan obyek wisata alam perbukitan Bukit Batas ini harus menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh sekitar satu jam dari dermaga Tiwingan Lama. Haryuni, Penyuluh Kehutanan Desa Tiwingan Baru mengatakan desa ini menjadi salah satu sentra produksi kopi tradisional yang ada di Kalsel.

"Ada beberapa desa di Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar yang memang dikenal sebagai daerah penghasil kopi khas Kalsel yang disebut Kopi Aranio," tuturnya.

Melihat besarnya potensi kopi ini, melalui program perhutanan sosial dan Kebun Bibit Desa (KBD) Dinas Kehutanan Kalsel membantu budidaya tanaman kopi guna meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Di Desa Tiwingan Baru ada 40 ribu batang bibit tanaman kopi yang nantinya akan ditanam untuk peremajaan tanaman kopi di wilayah tersebut. Selain Desa Tiwingan Baru, Dinas Kehutanan Kalsel juga membangun sejumlah KBD khusus tanaman kopi di beberapa daerah lain seperti di Desa Tiwingan Lama, Desa Balai dan Desa Rantau Bujur. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya