Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Pengembangan Hasil Bukan Kayu untuk Masyarakat Sekitar Hutan

Denny Susanto
12/10/2020 08:33
Pengembangan Hasil Bukan Kayu untuk Masyarakat Sekitar Hutan
Pengembangan hasil hutan bukan kayu di Kalsel(MI/Denny Susanto)

KAWASAN hutan di Provinsi Kalimantan Selatan memiliki sumber daya keanekaragaman hayati yang sangat potensial dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan serta pendapatan daerah.

Salah satu strategi pemanfaatan kawasan hutan dengan mengedepankan konsep pelestarian lingkungan adalah pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

"Salah satu konsep utama dari Revolusi Hijau adalah menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Selain produk hutan berupa kayu, Pemprov Kalsel saat ini gencar mengembangkan produk HHBK," kata Kepala Seksi Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hutan dan PNBP Dinas Kehutanan Kalsel Irvan, Senin (12/10).

Dikatakan Irvan, hutan Kalsel seluas 1,7 juta hektare memiliki beragam jenis HHBK baik yang sudah digeluti masyarakat lokal secara turun temurun maupun dikembangkan pemerintah daerah. Untuk mempermudah pemasaran, produk HHBK yang dihasilkan masyarakat dari beberapa Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Pemprov Kalsel sudah membangun Pusat Pemasaran Hasil Hutan.

Produk HHBK yang dipamerkan di Pusat Pemasaran Hasil Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel terdiri dari produk-produk seperti madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah, minyak kemiri.

"Selain itu ada juga olahan jamur, minyak sereh, minyak buah ulin, kayu manis, jamu-jamuan, tikar lampit, kursi rotan serta juga obyek wisata alam dari kawasan hutan Kalsel," tutur Kabid Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan (PPH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Warsita.

Baca juga: Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Belum Optimal

Saat ini, berbagai produk HHBK mulai dipasarkan melalui pasar online di marketplace.

"Ini juga merupakan bagian penting dari revolusi industri 4.0. Memiliki market e-comerce sudah menjadi kewajiban para produsen dalam memasarkan produk, termasuk sektor kehutanan," jelas Warsita sembari menyebut pemasaran beberapa produk HHBK Kalsel kini sudah merambah ke pasar nasional dan internasional.

Sementara dalam rangka mensukseskan program Revolusi Hijau ke depan Dinas Kehutanan Kalsel akan meluncurkan aplikasi e-Service Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk mengetahui pembangunan kehutanan di Kalsel seperti jasa lingkungan, destinasi wisata dan produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HBBK).

"Siapapun nantinya bisa mengakses aplikasi e-Service. Dari aplikasi tersebut dapat mempermudah untuk mencari tahu hasil hutan seperti tanaman sengon dan berapa produksinya, mengetahui destinasi wisata yang akan dikunjungi dan berbagai produk HHBK misalnya gula merah, madu dan lain-lain," ujar Plt Kepala Dishut Kalsel, Fatimatuzzahra.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya