Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pariwisata di Lembata Mulai Digairahkan Kembali

Alexander P. Taum
09/10/2020 20:50
Pariwisata di Lembata Mulai Digairahkan Kembali
Pelatihan Manajemen Destinasi dan manajemen homestay kepada 26 Desa Wisata untuk gairahkan pariwisata di Lembata.(MI/Alexander P. Taum)

PEMERINTAH kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur tidak bosan berupaya meningkatkan penerimaan sektor usaha jasa pariwisata yang lesu akibat wabah virus Korona. Salah satu langkah konkritnya yakni dengan membagi tanggung jawab dalam setiap even Kegiatan yang diselenggarakan Pemda setempat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata, Apol Mayang melalui Kabid Pengembangan Pariwisata, Antonius Lianurat mengatakan, pihaknya melibatkan 7 hotel, 18 warung dan angkutan wisata milik pemda, dalam pelatihan kepada 26 Desa Wisata yang diselenggarakan selama 1 pekan.

"Peserta diinapkan di tujuh hotel di Kota Lewoleba. Berbagi semua hotel, konsumsi mereka diurus oleh tiga warung. Ada 18 warung melayani mereka selama enam hari pelatihan. Kemudian yang memobilisasi mereka setiap hari adalah Bis Pariwisata yang ada di dinas PU. Antar peserta dan jemput, peserta bayar ke Bis, setiap pagi datang 10 ribu, pulang 10 ribu," ujar Antonius Lianurat, Jumat (9/10).

Peserta juga masuk ke lokasi wisata pantai Waijarang ini dengan membayar biaya sesuai tarif Rp2.000 sekali masuk. Pemda setempat pun mengoptimalkan dua destinasi. Pagi sampai sore pukul 16 di pantai Waijarang dan dilanjutkan sore harinya di Bukit Cinta. Peserta juga belajar konsep dari layanan destinasi yang disediakan pemerintah daerah.

Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Lembata selama sepekan memberikan Pelatihan Manajemen Destinasi dan manajemen homestay kepada 26 Desa Wisata yang telah ditetapkan pemda setempat.

Disbudpar Lembata menghadirkan 4 orang Instruktur dari Universitas Politeknik Kupang.

Pemilik hotel Anisa Lewoleba, Hajah Rahmawati Nur, mengaku dampak pandemic Covid-19 sangat dirasakan pengusaha jasa pariwisata seperti dirinya.

"Tingkat hunian menurun mungkin karena orang bepergian seperlunya saja. Kita sangat terbantu dengan kegiatan-kegiatan pemerintah yang melibatkan sektor swasta. Kami punya sumber daya, bisa pemerintah pakai," ujar Hajah Rahmawati Nur. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik