Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tahun Ini Gedung Majestic Bandung Berumur Satu Abad

Bayu Anggoro
23/9/2020 19:30
Tahun Ini Gedung Majestic Bandung Berumur Satu Abad
Gedung De Majestic, bioskop pertama di Bandung yang kini berusia 100 tahun(MI/Bayu Anggoro)

GEDUNG Majestic yang berada di Jalan Braga Kota Bandung kini memasuki usia 100 tahun. Bangunan peninggalan kolonial Belanda itu dulunya merupakan bioskop  untuk warga Eropa. Dibangun tahun 1920, gedung yang awalnya bernama Concordia Bioscoop ini dirancang oleh arsitek Wolfff Schoemaker dengan gaya art deco.

Menurut Deni Nurdyana Hadimin, Direktur Utama PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda), BUMD yang kini mengelola Gedung Majestic, bioskop tersebut dibangun sebagai bagian tak terpisahkan dari kawasan Jalan Braga yang merupakan lokasi hiburan dan bergengsi bagi masyarakat kelas atas saat itu.

Ini terbukti dengan hampir semua pengunjungnya merupakan warga Belanda yang memiliki banyak aset di Tanah Air seperti perkebunan. 

"Bioskop ini untuk memberi hiburan bagi mereka, selain wisata belanja," kata Deni di Bandung, Rabu (23/9).

Dia menceritakan, bioskop ini mulai dibangun pada 1920 dengan menghabiskan waktu sekitar lima tahun. 

"Selain Majestic, arsitek ini juga membangun Gedung Asia Afrika, dan hotel Preanger," katanya.

Selesai pada 1925, lanjut Deni, bioskop mulai difungsikan untuk memutar berbagai film dari luar. Tak hanya itu, film pertama yang diproduksi di Indonesia pun diputar di bioskop ini untuk pertama kalinya.

"Film lokal pertama kan Loetoeng Kasaroeng, diputar pertama kalinya di sini," ucapnya. 

Sinematografi ini menjadi fenomenal karena film bisu ini suaranya diproduksi secara langsung pada saat pemutaran film. Dalam rangka memeringati 100 tahun gedung tersebut, lanjut Deni, pihaknya menggagas acara Braga Sunyi sebagai rangkaian even menuju seabad Gedung De Majestic. 

"Braga Sunyi adalah kegiatan budaya yang didasarkan pada kondisi pandemi yang kini tengah dihadapi. Sunyi memiliki makna bunyi yang tersembunyi," ujarnya.

Konsep event 'Braga Sunyi' nantinya akan digelar dalam bentuk penyebaran konten secara visual ke beberapa titik-titik melalui layar lebar, namun 
suaranya akan disalurkan melalui kanal radio. 

"Nantinya pada 100 hari menuju akhir tahun yang digagas hari ini akan ditindaklanjuti dalam focus group discussion (FGD) dan business meeting dengan beberapa para 
pelaku event di Kota Bandung," katanya.

Pihaknya mengajak para pelaku terkait untuk berkolaborasi sekaligus berinovasi menggelar event untuk menuju satu abad De Majestic. 

"Tentunya di era AKB (adaptasi kebiasaan baru) ini dengan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin," ujarnya.

baca juga: Harmonisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Untuk Pulihkan Pariwisata DIY

Senada dengan Deni, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, berharap selama 100 hari ke depan menjadi ajang kolaborasi lintas sektor, khususnya kalangan dunia usaha dan pemerintah. 

"Seperti kami di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, agar bersinergi dalam menginisiasi sebuah model baru pengelolan event di era AKB di Jawa Barat," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya