Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Suvenir Mentan 2021 Alpukat Pameling

Bagus Suryo
04/9/2020 03:50
Suvenir Mentan 2021 Alpukat Pameling
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menanam benih alpukat varietas pameling di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.(MI/Bagus Suryo)

ALPUKAT pameling membuat Syahrul Yasin Limpo terus mengecap bibirnya. “Ukurannya terbesar di dunia. Rasanya luar biasa,” ungkap Menteri Pertanian itu. Kemarin, dia mengunjungi kebun pohon induk dan pembibitan alpukat di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pak Menteri pun langsung berpikir untuk mengembangkan komoditas ini. “Budi daya alpukat pameling harus dilakukan di semua provinsi, jangan di Malang saja,” tambahnya.

Ia juga mendorong pendirian industri pengolah alpukat tersebut. Selain meningkatkan kesejahteraan petani, keberadaan industri pertanian juga menyerap banyak tenaga kerja di desa.

Industri pengolahan alpukat, lanjut menteri asal Sulawesi Selatan itu, membuat hasil panen dan produk olahan bisa disimpan hingga enam bulan.

Dengan olahan, penjualan ke pasar juga akan mendatangkan hasil yang lebih baik. “Baik industri maupun lahannya kalau bisa ada cabangnya di semua provinsi,” tandas gubernur dua periode itu.

Tidak hanya ide di kepala, Syahrul juga minta petani di Malang memperbanyak benih alpukat pameling. Menteri akan membelinya.

“Saya minta pada 2021, benih alpukat pameling menjadi tanaman suvenir dari menteri. Mininal 1.000 pohon akan dibagikan kepada bupati se- Indonesia,” tegasnya.

Alpukat pameling ditemukan Sanari, warga Wonorejo, dari alpukat jenis arjuno yang sudah berusia 39 tahun. Budi daya dilakukan Subandi, petani lain, dengan menanam ratusan pohon melibatkan kelompok tani.

Di Jawa Tengah, Bank Indonesia Perwakilan Tegal mendampingi petani meningkatkan produksi bawang putih. Merkea bersinegeri dengan Kementerian Pertanian dan Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB.

“Kami memilih budi daya double chromosome yang unggul karena masa tanam pendek dan hasil panen lebih banyak,” kata kepala Perwakilan BI, M Taufik Amrozi. (BN/JI/EP/DW/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya