Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kasus Korona di Banyuwangi 771 Orang, Terbanyak Klaster Pesantren

Usman Afandi
31/8/2020 08:54
Kasus Korona di Banyuwangi 771 Orang, Terbanyak Klaster Pesantren
Sejumlah koki memasak di dapur umum di Banyuwangi.(ANTARA/Budi Candra Setya)

LONJAKAN kasus covid-19 di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, semakin hari kian memprihatinkan. Data dari Gugus Tugas Penangan Covid-19 Banyuwangi, Minggu (30/8) mencatat total kasus positif covid-19 di Banyuwangi sebanyak 771 orang.

Dari data tersebut, penambahan kasus terbanyak dari klaster Pondok Pesantren (Ponpes), yakni Ponpes Darussalam Blokagung, yang berada di wilayah Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.

Sehingga, sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 klaster pesantren, seluruh aktivitas pondok tersebut, dihentikan total dan dilakukan karantina massal.

Baca juga: Tanggap Darurat Covid-19 Berakhir, Hotel Sahid Ternate Buka Lagi

Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto, saat meninjau pelaksanaan dapur umum bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Minggu (30/8), mengatakan, selama pelaksanaan karantina massal, akan dilakukan penjagaan ketat oleh 1 SSK tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan Satpol PP Pemkab Banyuwangi.

"Selama karantina di lingkungan pondok, tidak boleh ada yang keluar masuk kecuali petugas kesehatan dan logistik," kata Eko, Minggu (30/8).

Eko menambahkan, terkait kebutuhan pondok pesantren, baik makanan maupun kebutuhan lainya akan disediakan dapur umum yang didirikan Badan Penagulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi dan didukung Dinas Sosial kabupaten.

Setiap harinya, dapur umum tersebut memasak lebih dari 18 ribu kotak makanan yang didistribusikan untuk penghuni pondok pesantren.

Selain Tagana, warga setempat juga dilibatkan untuk membantu menyiapkan makanan.

"Untuk kebutuhan makan santri ada dapur umum. Bahan makanannya dari Pemkab Banyuwangi dan dimasak petugas dari Tagana dan BPBD Banyuwangi," kata Eko.

Dikatakan Eko, untuk menu dan penyajian makanan telah sesuai standar operasional procedure (SOP) kesehatan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Karenanya, ia berharap, semua pihak untuk saling menjaga kekompakan dan kesadaran dalam menangani penyebaran covid-19 di Banyuwangi.

"Dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini," tambahnya.

Sementara itu, Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Benget Saragih mengatakan, selama pelaksanaan karantina massal seluruh aktvitas pondok pesantren akan dihentikan sementara.

"Seluruh aktivitas berhenti. Salat berjemaah untuk sementara tidak boleh. Seluruh penghuni harus berada di dalam kamar," kata Benget.

Selain itu, lanjut Benget,  menjelaskan selama proses karantina, penghuni harus tetap berada di dalam kamar. Mereka dipisah-pisah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Seperti harus selalu pakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan.

Hari ini juga dilakukan pemeriksaan ulang terhadap seluruh santri. Hasilnya digunakan untuk pemilahan sesuai status kesehatan masing-masing.

"Akan ada klastering santri untuk pemilahan. Ini semua untuk memutus mata rantai penyebaran virus," pungkas Benget. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya