Pemkab Cianjur Umrahkan Pendamping PKH Berprestasi

Benny Bastiandy
28/8/2020 09:47
Pemkab Cianjur Umrahkan Pendamping PKH Berprestasi
Adah Aliyah, pendamping PKH Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur meraih peringkat kedua terbaik.(MI/Benny Bastiandy)

PENDAMPING Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, cukup dimanjakan pemerintah daerah setempat. Pasalnya, mereka merupakan garda terdepan mengraduasi keluarga penerima manfaat (KPM) hingga bisa mandiri secara ekonomi.

Pelaksana Tugas Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan Pemkab Cianjur perlu mengapresiasi prestasi yang ditorehkan para pendamping PKH karena telah berhasil mendampingi para KPM bisa mandiri. Satu di antara bentuk apresiasi itu dengan mengumrahkan para pendamping PKH.

"Tahun lalu kita mengumrahkan 4 orang pendamping PKH. Insya Allah tahun ini kuotanya ditambah menjadi 7 orang," terang Herman, Jumat (28/8).

Pemkab Cianjur bukan sok-sokan mengumrahkan para pendamping PKH berprestasi. Tapi pemberian kadeudeuh tersebut sebagai bentuk apresiasi agar mereka termotivasi terus meningkatkan jumlah KPM yang graduasi alias mengundurkan diri secara sukarela karena sudah meningkat perekonomiannya.

"Ini bentuk perhatian kami. Mudah-mudahan bermanfaat dan berkah," tutur Herman.

Berdasarkan catatan Kementerian Sosial RI, jumlah penerima PKH di Kabupaten Cianjur terdata sebanyak 139.402 KPM per Agustus 2020. Dari jumlah tersebut, sekitar 8,72% atau 12.128 KPM menyatakan diri mengundurkan diri secara sukarela. Jika mengacu pada target graduasi sebesar 10% dari jumlah KPM, di Kabupaten Cianjur tinggal 1,28% lagi yang belum tercapai.

"Bagi KPM yang graduasi mandiri, kami juga memberikan bantuan modal usaha ekonomi produktif masing-masing sebesar Rp2 juta," tandasnya.

Sejumlah pendamping PKH mengaku bukan perkara mudah meyakinkan para KPM yang sebetulnya sudah layak graduasi tapi belum mau mengundurkan diri. Tapi para pendamping terus meyakinkan KPM yang sudah layak diproses graduasi bahwa mereka tidak selamanya akan mendapatkan bantuan dari pemerintah karena harus mandiri.

"Mereka (KPM) tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada bantuan pemerintah. Bantuan sosial PKH ini kan tujuannya untuk memotivasi KPM agar bisa mandiri," terang Adah Aliyah, Pendamping PKH di Desa Cimacan Kecamatan Cipanas.

Lulusan magister Universitas Negeri Sunan Gunung Djati Bandung itu mengaku sudah menjadi pendamping PKH sejak 2012. Ia mendapat tugas dari Kementerian Sosial mendampingi 600 KPM PKH di desa tersebut.

"Kementerian Sosial menargetkan 10% KPM PKH bisa graduasi. Alhamdulillah sejauh ini saya sudah berhasil mendampingi 66 KPM yang graduasi," tutur Aliyah.

baca juga: Jumlah Penerima Bantuan BSPS di Kabupaten Sorong Naik

Atas prestasinya itu, Aliyah pun dinyatakan sebagai pendamping PKH terbaik kedua yang berhasil mengraduasi KPM. Tapi bagi Aliyah, penghargaan itu bukan tujuan utamanya.

"Motivasi saya bagaimana KPM di Cianjur umumnya dan di Desa Cimacan khususnya bisa sejahtera secara ekonomi dan kehidupannya," pungkasnya. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya