Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Kementan Kembangkan Korporasi Petani Jagung di Lombok

Yusuf Riaman
26/8/2020 11:40
Kementan Kembangkan Korporasi Petani Jagung di Lombok
Mentan Syahrul Yasin Limpo menyerahkan secara simbolis KUR Rp105 miliar ke korporasi petani jagung di Kabupaten Lombok Timur, NTB(Dok Kementan)

KEMENTERIAN Pertanian mengembangkan 7000 hektare tanaman jagung di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (Propaktani). Korporasi petani jagung Propaktani di Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur ini bekerja sama dengan mitra usaha tani dan mendapat fasilitas KUR (kredit usaha rakyat) dari BNI Rp105 miliar.

"Pola korporasi ini merupakan terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan sesuai arahan Presiden Jokowi. Besarnya KUR yang diperoleh korporasi ini menunjukkan program korporasi berhasil mengembangkan pertanian skala luas di tingkat masyarakat," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi dalam keterangan tertuis diterima mediaindonesia.com, Rabu (26/8).

Langkah Kementan melalui model korporasi untuk menjamin ketesediaan pangan bagi 267 jiwa penduduk Indonesia secara berkelanjutan dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pangan. Suwandi menerangkan dalam korporasi petani jagung petani seluas 7 ribu hektare ini tergabung 83 kelompok tani yang bersatu dalam skala luas. Proses bertaninya dipandu dan dipantau dengan aplikasi online dan akses modal KUR secara kolektif.

"Beberapa hari yang lalu dalam kunjungan di Lombok, Mentan SYL berkenan menyerahkan simbolis KUR Rp105 miliar ke Korporasi petani jagung tersebut dan offtakernya yang nanti menyerap hasil panennya," ujarnya.

Kementan telah menjalankan Propaktani yang merupakan pengembangan pertanian berbasis kawasan sejak 2019. Dan pada 2020 mulai diperluas di 130 kabupaten. Kawasan korporasi pertanian ini tidak berarti dalam satu hamparan, namun dibangun klaster. Dan selanjutnya beberapa klaster digabungkan menjadi satu kawasan besar yang luasnya mencapai 5 ribu sampai 10 ribu hektare.

Selain di Lombok, model korporasi pertanian telah berjalan di beberapa daerah yakni Lampung, Tuban, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara. Komoditas tanaman pangan yang dikembangkan yakni padi, jagung, kedelai, ubikaya, kacang hijau, kacang tanah dan berbagai komoditas pangan lainnya. 

"Ini merupakan lanjutan dari pilot projek model korporasi benih padi dan jagung. Model korporasi sudah berkembang di petani dalam bentuk BUMP, BUMdes, Koperasi, CV, PT yang mengkonsolidasikan kelompok tani atau gabungan kelompok tani naik kelas dan dikelola dalam skala luas," jelasnya.

Suwandi menyebutkan dalam proses pengembangannya, korporasi petani diperkuat melalui pola kemitraan dengan berbagai pihak yakni bank untuk memperoleh fasilitas KUR, asuransi, unit pengelola jasa alat mesin pertanian atau mekanisasi, penyedia benih, pupuk, pestisida, Kostraling (Komando Strategi Penggilingan), industri olahan, pedagang, eksportir dan lainnya dalam ikatan bisnis yang saling menguntungkan.

Propaktani merupakan kegiatan terintegrasi on farm dan hilir sampai industri turunan hingga pemasaran, baik integrasi aspek infrastruktur, alat mesin pertanian (alsintan), budidaya mulai tanam hingga panen dan hilir pasca panen maupun pemasaran.

"ProPaktani atau model korporasi ini bertujuan untuk efisiensi input, meningkatkan produktivitas dan hasilnya produk berdaya saing. Tujuan jangka pendeknya untuk memasok dalam negeri dan ekspor, jangka panjangnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya.

baca juga: Mentan Tertarik Kembangkan Nanas Babel

Pengembangan pertanian dengan korporasi ini memberikan manfaat yang besar bagi petani. Yakni petani bersatu dalam skala luas, produksi yang terjadi adalah seragam dan berkualitas, provitas lebih bagus, petani terlindungi asuransi dan tercipta efisiensi input. Selanjutnya petani memperoleh income yang lebih jelas karena ada kepastian pasokan input saprodi, modal, pasar dan harga juga terjamin, serta manajemen budidaya terkontrol secara online aplikasi. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik