Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kekeringan Petani Cabai Brebes Merugi

Sipardji Rasban
09/8/2020 17:27
Kekeringan Petani Cabai Brebes Merugi
Petani cabai Brebes merugi(MI/Supardji Rasban)

KEKERINGAN mulai melanda sejumlah wilayah di kabupaten Brebes, Jawa Tengah.Tak sedikit petai cabai merah yang mengeluh karena hasil panennya berurang akibat tanaman cabai mereka yang juga mengering.

Seperti yang dialami Kholidin, 47, petani cabai di Desa Pagejugan,Kecamatan Brebes. Kholidin menuturkan kalau sebelum terjadi kekeringan lahaan tanaman cabai seluas 2.000 m2 bisa panen hingga 1 kwintal, saat ini jauh  berkurang.

"Sekarang sekali panen cuma dapatnya dalam hitungan kilogram. Ya,paling banyak 10 kilogram sekali panen," ujar Kholidin yang ditemui sedang memanen cabai bersama istrinya, Minggu (9/8/).

Kholidin menyebut terpaksa memanen cabai bersama istrinya karena hasil panennya tidak bisa untuk membayar orang untuk memanen.

"Hasil panen cabainya kalua dijual hanya untuk ongkos yang maanen. Mending dipanen sendiri bersama istri," ucapnya.

Baca juga : Razia Masker Terus Dilanjutkan, Sanksi tetap Ditegakan

Tak hanya petani cabai, petrani bawang merah juga banyak yang mulai kesulitan mendapatkan air untuk menyiram tanaman bawang merah mereka. Tak sedikit petani yang terpaksa mengairi tanaman bawang mereka dengan menyedot air comberan nenggunakan diesel.

Seperti yang dilakukan Seorang petani bawang merah di Desa Gandasuli, Kecamatan Brebes, Mustofa, 53. Mustofa menuturkan dia dan petani lainnya sebenarbnya mengerti kalau air comberan tidak bagus buat menyiram tanaman bawang merah.

"Air comberan untuk menyiram tanamaan bawang merah jelas kurang sehat dan pertumbuhannya agak kerdil. Ada biaya tambahan untuk pengobatan karena menggunakan air comberan," ujar Mustofa.

Mustofa mengaku menyedot air comberan dengan menggunakan pompa air di sungai Sigeleng. Ia dan petani lainnya harus mengeluarkan biaya beli 3 liter BBM per hari untuk menyedot air itu.

 "Jelas kalaupun panen nanti keuntungannyaa tipis karena harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli bahan bakar diesel," kata Mustofa. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya