Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Dulir yang Terisolir Destinasi Wisata Unggulan di Lembata

Alexander P. Taum
06/8/2020 17:15
Dulir yang Terisolir Destinasi Wisata Unggulan di Lembata
Kampung adat Lamanunang di dalam wilayah administratif Desa Dulir, Kabupaten Lembata, NTT.(Dok: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Lembata)

KEUNIKAN bebatuan yang menyerupai manusia di Tanjung Atadei dan eksotisme kampung adat Lamanunang di dalam wilayah administratif Desa Dulir, merupakan destinasi unggulan yang akan dikembangkan Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat menetapkan potensi wisata di desa terpencil itu dalam daftar Daya Tarik Wisata Unggulan (DTW), wilayah pengembangan Pariwisata II di Kabupaten Lembata.

Desa Dulir, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, NTT, terletak kurang lebih 50 Km dari kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata. Desa tersebut dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda
dua atau roda empat.

Dengan luas wilayah mencapai 9,01 Km persegi dan jumlah penduduk sebanyak 375 jiwa, kampung terbilang terpencil ini ternyata memiliki beberapa rumah adat, tempat diselenggarakan ritual makan jagung muda setiap tahun.

Saat berkunjung ke rumah adat Lamanunang, sajian panorama alam berbukit yang mengelilingi kampung memikat mata. Suasana mistis dan inspiratif di kampung tradisional itu turut menopang daya pikat di Desa itu.

Pengunjung dapat pula melakukan wisata petualangan alam dari Desa Dulir menyisir pantai bebatuan untuk melihat Batu Tengkorak dan Batu Atadei. Batu tersebut menyerupai manusia dipinggir Pantai. Batu Atadei ini menjadi tempat ritual adat oleh masyarakat lokal apabila kekurangan hujan pada musim penghujan.

Konon, menurut kisah lisan turun temurun di Desa Dulir, dalam pelariannya akibat bencana alam, orang yang kini membatu di tanjung Atadei itu melanggar pantangan berlari sambil menoleh ke belakang. Akibatnya, orang tersebut kemudian berubah menjadi batu di tanjung Atadei.

"Pengembangan infrastruktur wisata masih dalam pembenahan, sehingga dapat menjadi salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Lembata. Fasilitas dan sarana prasarana belum ada," ujar Apol Mayang, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata. (OL-13)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya