Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
USAHA peternakan berperan penting sebagai sumber energi dan penggerak perekonomian masyarakat. Sebagai salah satu komponen Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System, IFS), usaha ternak sapi membawa berkah bagi Kelompok Tani (Koptan) Desa Simpang Perak Jaya, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di tengah situasi pandemi covid-19.
Anggota Koptan, Toni Hartono, 44, mengaku, usaha sapinya masih berjalan seperti biasa dan tidak terpengaruh situasi pandemi. Usaha yang telah dirintis sejak lima tahun lalu ini sudah menampakkan hasil nyata bagi peningkatan perekonomian keluarganya.
"Sempat khawatir juga awalnya karena di situasi sulit ini, namun saya optimistis karena pandemi harus dihadapi dan kami terus merawat ternak termasuk mengolah hasil sampingannya. Tahun ini ada tiga sapi yang terjual untuk hewan kurban," kata Toni di lokasi peternakan sapi, Rabu (5/8).
Toni awalnya belajar secara otodidak dalam beternak Sapi Bali. Namun, hasilnya masih belum sesuai harapan. Di tahun 2015, ia mendengar adanya program dari sebuah perusahaan yang mengajak masyarakat untuk beternak sapi. Program tersebut menyediakan bantuan modal berupa sapi untuk dipelihara dan dikembangbiakkan. Setelah berkembang, sapi-sapi tersebut akan digulirkan kepada kelompok lain, sehingga manfaatnya bisa terus berkelanjutan.
"Dulu saya hanya petani biasa dengan penghasilan tak menentu. Sejak bergabung dengan Koptan, kami dibantu dan dilatih banyak hal mulai dari merawat sapi, mengolah pakan, kompos organik termasuk cara memanfaatkan kotoran sapi pun kami diajarkan. Jadi kami di rumah sudah menggunakan biogas untuk masak," ungkapnya.
Baca juga: Bangkitkan Pariwisata, Riau Luncurkan Gerakan Bisa
Selain bantuan modal bergulir, kelompok tani juga mendapat bantuan berupa suplemen, suntik vitamin dan obat-obatan.
Toni hanya satu dari sekian banyak masyarakat yang telah merasakan manfaat dari program pemberdayaan masyarakat dari dunia usaha. Ia pun kini tengah membangun rumah baru dari hasil penjualan sapi.
Manajer Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) BR Binahidra Logiardi mengatakan melalui kolaborasi dengan pemerintah, program usaha sentra peternakan terpadu (USPT) telah melibatkan sebanyak 24 koptan yang berada di sekitar wilayah operasional perusahaan di Riau.
Perusahaan Grup APRIL ini telah menyalurkan bantuan sebanyak 260 sapi Bali kepada masyarakat yang diternakkan secara kelompok. Program ini menargetkan untuk memenuhi permintaan sapi kurban di Provinsi Riau.
"Masyarakat juga diajak studi banding ke sejumlah daerah di Riau dan Sumatra Barat guna belajar cara beternak dan memanfaatkan kotoran sapi untuk kompos. Selain itu, juga dibantu pemasaran pupuk kompos organik ke toko-toko bunga melalui merek Pupuk Andalan," jelasnya.
Setiap tahun, diakui Binahidra, penjualan sapi kurban milik mitra bina CD RAPP tetap tinggi termasuk saat pandemi covid-19 ini. Selain itu, para peternak diminta agar berpedoman pada protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
"Setiap sapi ternak berada di bawah pengawasan dan diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan kita, bahkan peternak juga diberi pengetahuan tentang perawatan kesehatan dasar sapi ternak," tutur Binahidra.(OL-5)
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Peternak sapi kembali membuang kohe secara tradisional ke sungai, sehingga dampak pencemaran kepada lingkungan masih terjadi.
Sebelum serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD), populasi sapi perah di Kabupaten Garut mencapai 15 ribu hingga 16 ribu ekor.
Peternakan domba dan kambing di Tasikmalaya terus berkembang dari tahun ke tahun
Eco Enzyme termasuk dalam “green product” yang memiliki banyak fungsi seperti nutrisi untuk kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan.
Sekurangnya 10 ribu ayam terbakar dan menjadi abu. Ini terjadi setelah kebakaran melanda kandang peternakan di Jalan Haji Suhaemi RT 003 RW 03 Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari.
Lebih dari 10 ribu orang di dunia telah menandatangani petisi yang meminta institusi finansial internasional berhenti mendanai industri peternakan yang memicu wabah baru, dan deforestasi,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved