Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Penyebab Sungai Citarum di Karawang Hitam belum Diketahui

Cikwan Suwandi
04/8/2020 16:28
Penyebab Sungai Citarum di Karawang Hitam belum Diketahui
Warga mengambil air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang tercemar di Karawang, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020).(ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

SATGAS Citarum Harum masih belum mengetahui secara pasti penyebab air Citarum di wilayah Karawang berwarna hitam dan berbau. Sejumlah pembuktian sampel air dan pengetatan pengawasan wilayah pembuangan industri diharapkan bisa menjadi solusi.

Ketua harian Satgas Citarum Harum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim mengatakan ada tiga kemungkinan hitam dan berbaunya air Sungai Citarum di Karawang. Pertama, Dedi menyebut ada proses sedimentasi sungai yang sudah bertahun-tahun naik ke atas permukaan ketika kondisi debit air sangat kurang.

Kedua, dugaan adanya perusahaan nakal yang sengaja membuang limbah tanpa dilakukan pengolahan. Ketiga, akibat limbah rumah tangga.

"Saya tadi melaksanakan peninjauan mulai dari sektor 16 dari Walahar hingga Klari air masih berwarna normal. Kemudian tadi saya juga lihat penggalian dekat pintu. Mulai Klari hingga seterusnya air berubah warna menjadi hitam dan berbau," ungkap Dedi di sela peninjauan, Selasa (4/8).

Baca juga:  Hitam dan Berbau Kondisi Terkini Citarum Karawang

Bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang, Satgas Citarum Harum telah melakukan pengambilan sampel di empat titik lokasi untuk melihat kandungan dari air Citarum. Tak hanya itu, satgas juga melakukan pengawasan ekstra di sejumlah outfall pembuangan limbah industri.

"Untuk solusi awal, kita sudah meminta PJT2 untuk menggelontorkan air di Citarum inti. Namun hanya 15 menit, karena mereka tidak bisa melepas air di Sungai Citarum (utama) lebih dari 15 menit, jika dilakukan dikhawatirkan pasokan air ke wilayah pertanian akan berkurang," ucapnya.

Dedi mengakui, sejauh ini air yang berada di Sungai Citarum dari hulu hingga hilir didominasi oleh buangan limbah industri dan rumah tangga. Pasalnya, kondisi sumber air dari alam sangat kurang ketika memasuki musim kemarau.

"Makanya kepekatan air pada saat musim kemarau ini sangat tinggi," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Wawan Setiawan menjelaskan sampel-sampel air yang diambil akan diketahui hasilnya 14 hari ke depan.

"Sampel sudah kita tunggu dibeberapa titik. Hasilnya akan keluar sekitar 14 hari," tuturnya.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya