Jemput Bola, Guru di Flores Terkendala Jarak dan Ruangan

John Lewar
25/7/2020 11:55
Jemput Bola, Guru di Flores Terkendala Jarak dan Ruangan
Kegiatan belajar mengajar di rumah warga Desa Nobo, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur.(MI/John Lewar)

AKTIVITAS belajar mengajar di tengah pandemi covid-19 di Pulau Flores, NTT, menuai banyak masalah terlebih dihadapi para pengajar. Meski menemui kendala, niat para guru tak surut untuk tetap mengajar guna mencerdaskan anak bangsa.

Beberapa persoalan yang ditemui yakni tak memiliki ponsel pintar, tidak ada jaringan internet. Sementara kendala yang ditemui pengajar yakni jarak tempuh dan minimnya fasilitas ruangan saat hendak menjemput bola.

Salah satu Guru SD Inpres Nobo di Desa Nobo, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Lin Bathe, mengaku umumnya para guru kesulitan membagi waktu pertemuan dengan siswa karena kondisi siswa yang terpencar. Belum lagi keterbatasan luas ruangan jika mengumpulkan lebih dari sepuluh anak.

"Proses pertemuan belajar mengajar ini dilakukan tiga kali tatap muka selama satu pekan. Dari satu dusun ke dusun yang lain," kata Lin Bathe.

Baca juga: Yogyakarta Punya Program Guru Untuk Atasi Masalah Belajar Daring

Dia mengaku kegiatan belajar dilakukan dengan cara mengumpulkan siswa di dusun masing-masing lalu kegiatan belajar dipusatkan di salah satu rumah warga.

"Hari ini saya mengajar di dusun C wilayah puka Wolo Desa Nobo memakai rumah warga. Antusiasme anak seperti biasa. Untuk hari lain, kami guru memberi pekerjaan rumah ke anak didik," ungkapnya.

Meski aktivitas belajar mengajar tetap berlangsung, namun protokol kesehatan tetap diterapkan baik pada guru maupun murid.

"Semua murid diimbau mencuci tangan, untungnya desa ini masih zona hijau, namun langkah antisipasi pencegahan selalu disampaikan ke warga Desa Nobo," ujarnya.

Hal serupa juga dikeluhkan guru mata pelajaran agama Maria Adel Gonda, yang mengaku keterbatasan ruangan menjadi salah satu kendala untuk mengumpulkan beberapa anak dalam satu kali kegiatan belajar. Selain itu, akses internet juga menjadi kendala berikutnya.

"Maklum di tingkat desa akses internet tak ada, semua orang tak mengunakan ponsel pintar, sehingga KBM dilakukan guru dengan ke rumah warga," tukas Maria.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya