Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Dharma Wanita Persatuan Sumatra Utara menilai kasus stunting, atau kegagalan pertumbuhan anak, di Sumut hingga kini masih tergolong tinggi sehingga menjadi salah satu fokus perhatian organisasi tersebut.
Nawal Edy Rahmayadi, Penasihat DPW Dharma Wanita Persatuan Sumut, meminta para orang tua agar lebih memperhatikan gizi dan pertumbuhan anak untuk menekan angka prevalensi stunting.
Baca juga: DBD Menelan 19 Korban di Kota Tasikmalaya
"Pada tahun 2019, prevalensi stunting di Sumut masih mencapai 30,11% atau hanya berkurang 2,3% dibanding tahun sebelumnya," kata Nawal, Jumat (24/7).
Masih tingginya prevelensi stunting tersebut bagi Nawal juga menjadi tanggung jawab aparatur sipil negara (ASN) atau istri ASN, khususnya dalam upaya pencegahan.
Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Situasi pandemi saat ini membuka peluang terjadinya babybooming yang dapat meningkatkan angka stunting.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara Evawany Y Aritonang menjelaskan, gangguan gizi dan kesehatan pada anak dapat menyebabkan tinggi badan saat lahir kurang dari 48 cm.
"Di usia 6 bulan tinggi badan masih di bawah 63 cm dan ketika di usia 12 bulan di bawah 71 cm," ujarnya. Sedangkan normalnya, bayi baru lahir rata-rata memiliki tinggi badan sekitar 50 cm, 68 cm saat 6 bulan, 76 cm saat 1 tahun, 97 cm saat 2 tahun dan 127 cm saat 8 tahun.
Ciri-ciri stunting bisa terlihat dari fisik, antara lain pertumbuhannya terlambat dibanding dengan anak seusianya seperti tinggi dan berat badan.
Kemudian, anak memdapat hasilnya buruk saat tes perhatian dan memori belajar dan wajah tampak lebih muda dari anak seusianya. Ciri lain, pertumbuhan gigi terhambat.
"Anak stunting biasanya lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang lain," tambahnya.
Menurut Makmur Sitepu dari Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU, pencegahan stunting diawali sejak prakehamilan. Kehamilan merupakan proses membangun janin manusia sehingga perlu perhatian sebelum kehamilan.
"Untuk mencegah stunting harus dilakukan sejak sebelum kehamilan, memperhatikan gizi ibunya. Setelah hamil, perhatikan gizi kandungan, karena hamil itu merupakan proses membangun janin manusia," jelasnya. (H-3)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved