SIG Olah Sampah untuk Bahan Bakar Pabrik Semen

Haryanto Mega
21/7/2020 16:10
SIG Olah Sampah untuk Bahan Bakar Pabrik Semen
Peresmian opersionalisasi pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif di PT SBI, Cilacap Selasa (21/7)(MI/HARYANTO MEGA)

PT SEMEN  Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui unit usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), memanfaatkan sampah perkotaan di fasilitas yang berada di Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap sebagai bahan bakar alternatif dalam pembuatan semen di pabrik SBI di Cilacap.

Direktur Produksi SIG, Benny Wendry, mengatakan bahwa pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar alternatif ini merupakan solusi untuk pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan masyarakat yang lebih baik.

Baca juga: Pandemi Berimbas Tertundanya Realisasi Proyek Cegah Banjir Kalsel

"Refuse-Derived Fuel (RDF) merupakan hasil dari sampah domestik yangdiolah dengan metode biodrying untuk dijadikan energi terbarukan dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Pemanfaatan sampah tersebut mampu menyubstitusi penggunaan batu bara menjadi bahan bakar hingga 3% Substitusi Energi Panas (Thermal Substitution Rate/TSR)" jelas Benny pada Selasa (21/7).

"Saat ini sampah terus bertambah tiap hari dan menjadi masalah besar di beberapa daerah termasuk Kabupaten Cilacap. Hal ini yang memberikan dorongan bagi kami untuk memanfaatkan sampah yang semula tidak bernilai menjadi energi alternatif pengganti batu bara," ujar Benny menambahkan.

Lebih lanjut Benny menjelaskan bahwa pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar alternatif ini merupakan inovasi perusahaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. SIG ingin memberikan solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan sampah domestik yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyampaikan bahwa penerapan teknologi RDF merupakan upaya untuk meningkatkan pengelolaan persampahan di Indonesia dan diharapkan agar proyek pilot  ini bisa menjadi titik balik pengelolaan sampah di Indonesia yang masih menjadi permasalahan pelik.

"Harus ada terobosan dalam pengelolaan sampah sehingga dapat mengurangi ketergantungan pengelolaan sampah kota/kabupaten kepada tempat pemrosesan akhir (TPA) Sampah di mana sampai saat inikeberadaannya selalu menjadi masalah, baik lingkungan maupun sosial. Semoga teknologi yang dibangun di Cilacap ini selanjutnya bisa menjadi
contoh bagi daerah-daerah lainnya" ujar Menko Luhut.

Fasilitas pengolahan sampah domestik terpadu yang pertama di Indonesia ini merupakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap (dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup) yang bekerja sama Pemerintah Kerajaan Denmark melalui program ESP3, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, hingga didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta SBI yang ditunjuk sebagai
operator, mempersiapkan sumber daya manusia melalui pelatihan, dan offtaker produk RDF.

Fasilitas pemanfaatan sampah perkotaan (Municipal Solid Waste/MSW) menjadi RDF yang terletak di TPA Jeruklegi, Kabupaten Cilacap,dibangun di atas lahan seluas 1 hektare dan mampu mengolah limbah sampah domestik sebesar 120 ton per hari yang dapat menghasilkan 60 ton RDF per harinya. 60 ton RDF per hari mampu menggantikan 40 ton
batu bara per hari. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya