Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Februari-April 2025, Areal Panen di Cilacap Capai 30 Ribu Hektare

Lilik Darmawan
11/2/2025 22:59
Februari-April 2025, Areal Panen di Cilacap Capai 30 Ribu Hektare
Area pertanian yang siap menyambut panen raya di Cilacap.(Dok. MI)

PARA petani di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) siap memasuki panen raya mulai Februari sampai April 2025 mendatang. Puncak panen diprediksi terjadi pada Maret mendatang, dengan luas panen mencapai sekitar 30 ribu hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kabupaten Cilacap, Budi Kuspriyatno, menjelaskan bahwa pada Februari ini, sekitar 3 ribu padi siap dipanen, terutama di wilayah timur dan barat Cilacap. "Pada Maret, luas panen diperkirakan mencapai 30.000 hektare, sementara pada April sekitar 18 ribu hektare. Jadi, puncak panen raya akan terjadi pada Maret," jelasnya pada Selasa (11/2).

Menurutnya, kualitas gabah hasil panen petani tergolong baik. Beberapa hama dan penyakit yang sempat menyerang tanaman padi berhasil ditanggulangi dengan cepat, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap produktivitas. Bahkan, banjir yang sempat menggenangi sejumlah area persawahan juga tidak merusak tanaman padi.

"Produktivitas padi di Cilacap masih stabil di angka 6,4 ton gabah kering panen per hektare," katanya.

Selain mempersiapkan panen raya, Dispertan Cilacap juga tengah melakukan demplot pengembangan padi salin di daerah pesisir. Program ini dilaksanakan di dua kecamatan, yaitu Kawunganten dan Patimuan, masing-masing seluas 0,5 hektare.

"Demplot ini sudah dimulai sejak Desember 2024 atau Musim Tanam I tahun 2024-2025. Kami membagi lahan demplot menjadi tiga bagian dengan perlakuan berbeda, dan saat ini sedang menunggu masa panen," jelas Budi.

Mengenai harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras, Budi menyatakan bahwa Dispertan bersama Perum Bulog Cabang Banyumas telah melakukan sosialisasi kepada gabungan kelompok tani (gapoktan).

Jika harga gabah kering panen di tingkat petani berada di bawah HPP yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, petani didorong untuk menjual gabahnya ke Bulog. Namun, jika harga di pasaran melampaui HPP, petani tidak diwajibkan menjual ke Bulog.

"Kalau harganya di atas HPP, ya terserah petani. Biasanya tengkulak membeli gabah dengan harga lebih tinggi," tambahnya. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya