Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ratusan Babi di Sikka Diduga Diserang Virus Afrika

Gabriel Langga
02/7/2020 13:07
Ratusan Babi di Sikka Diduga Diserang Virus Afrika
Petugas sedang mengambil sampel dari babi yang mati tiba-tiba.(MI/Gabriel Langga)

RATUSAN ekor babi milik Masyarakat Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati diduga diserang virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Maurits da Cunha kepada Media Indonesia, Kamis (2/7) mengatakan untuk tahun 2020, dari Januari sampai Juni diperkirakan ada sekitar 300 ekor babi mati di Sikka.

Ia mengatakan, kebanyakan babi mati itu terjangkit virus Hog Cholera. Meski demikian, kata dia, ada dugaan babi mati terserang virus ASF atau flu babi Afrika.

Baca Juga: Ada Temuan Virus Flu Babi di Timor Leste, NTT Siaga

"Sampelnya babi mati itu kita sudah kirim ke balai yang ada di Denpasar. Namun sampai saat ini belum ada jawaban. Tetapi ada babi yang mati itu mengarah ke ASF," papar Moris.

Dikatakannya, babi mati terserang virus ASF ini sebelumnya, hanya ada di Pulau Timor. Namun, ia menduga saat ini sudah mengarah ke Pulau Flores. Sebab, katanya, petugas di lapangan menemukan babi mati itu kulit perutnya berwarna kemerah-merahan.

Untuk antisipasinya kematian babi lainnya, dirinya menurunkan petugas lapangan untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sejumlah kandang babi milik warga.

"Kita sudah turunkan petugas ke lapangan untuk semprot disinfektan bagi babi  sehat dan sakit. Penanganan kita sistem protokol kesehatan virus ASF," tutur Moris.

Moris juga menyayangkan banyak masyarakat yang tidak mau babinya disemprot disinfektan oleh petugas untuk mengantisipasi penyebaran virus ASF. "Banyak masyarakat yang tidak mau babi mereka disemprot cairan disinfektan. Bahkan ada babi sakit, petugas ingin obati, mereka juga tidak mau," ujarnya. (GL/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya