Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
ANGGOTA pengarah Gugus Tugas Covid-19 Pondok Pesantren Annuqayah KH Moh Shalahuddin A Warits mengatakan adanya kasus positif pada santriwati Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur, berdasarkan hasil uji laboratorium Kementerian Kesehatan.
"Santriwati yang terkonfirmasi positif terpapar covid-19 ini berusia 20 tahun dan saat ini telah menjalani perawatan di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep," kata Shalahuddin A Warits dalam keterangan pers yang diterima di Pamekasan, Minggu (21/6) malam.
Santriwati asal Surabaya ini kembali ke pesantren pada 11 Juni 2020 sekitar pukul 16.30 WIB. Yang bersangkutan, sambung Shalahuddin, diantar oleh seorang pengemudi dari pihak keluarga dengan membawa surat keterangan sehat, akan tetapi sudah lewat masa berlakunya atau sudah kedaluwarsa, dan dan tidak membawa surat keterangan sehat atau hasil tes cepat, sebagaimana menjadi ketentuan tim Gugus Tugas Covid-19 Pondok Pesantren Annuqayah bagi santri dari luar Madura.
"Karena tidak memenuhi ketentuan itu, maka yang bersangkutan segera ditangani oleh pihak puskesmas dan satuan terkait untuk mendapatkan penanganan, yaitu dikarantina dan juga dilakukan rapid test, dan hasilnya reaktif," kata Ra Mamak sapaan karib KH Moh Shalahuddin A Warits ini.
Karena hasil tes cepat reaktif, maka santri yang bersangkutan selanjutnya diisolasi oleh pihak Puskesmas Guluk-Guluk dengan didampingi oleh petugas Ponkestren Annuqayah. Lalu, pada tanggal 15 Juni 2020, dilakukan tes usap, dan pada 20 Juni 2020 hasil tes diketahui dan yang bersangkutan terkonfirmasi positif terpapar covid-19.
Selanjutnya, sesuai dengan persetujuan yang bersangkutan dan pihak keluarga, maka santri berumur 20 tahun asal Surabaya tersebut diisolasi oleh Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sumenep di RSUD dr H. Moh Anwar Sumenep.
Selain itu, juga ditemukan seorang santri putra berumur 22 tahun asal Kabupaten Banyuwangi reaktif saat dilakukan tes cepat. Santri ini kembali ke Annuqayah pada tanggal 12 Juni 2020 atau terlambat dua hari dari jadwal yang telah ditentukan, bersama dengan rombongan berjumlah tujuh orang.
Saat kembali ke pesantren, rombongan yang berjumlah tujuh orang tersebut menggunakan kendaraan sewa, dan seluruhnya membawa surat keterangan sehat yang masih berlaku, namun tidak membawa hasil tes cepat sebagaimana telah menjadi ketentuan bagi santri luar Pulau Madura.
Ketujuh santri tersebut mendapatkan penanganan karantina oleh pihak Puskesmas Guluk-guluk lalu dilakukan tes cepat.
"Hasilnya satu orang reaktif, sementara enam santri lainnya non-reaktif dan yang bersangkutan langsung diisolasi," imbuhnya.
Baca juga: Santri Jawa Tengah Mulai Kembali ke Pondok Pesantren
Selanjutnya pada tanggal 15 Juni 2020, dilakukan tes usap terhadap santri putra tersebut dan pada tanggal 20 Juni 2020, hasilnya menunjukkan negatif atau tidak terpapar covid-19.
Menurut Ra Mamak, sejak pandemi virus korona terjadi, Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk, memang telah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren.
"Kami berharap, masyarakat di Sumenep bisa mendukung penerapan protokol kesehatan ini dan bersama-sama aktif memberikan solusi di dalam menjadikan Sumenep sebagai kabupaten sehat dan bebas covid-19," ungkap Ra Mamak.
Kedatangan santri di Pondok Pesantren Annuqayah pada tahap pertama di masa pandemi covid-19 usai libur Ramadhan dan Idul Fitri 1441 Hijriah saat ini mencapai 1.227 orang yang seluruhnya adalah santri lama dengan jenjang pendidikan perguruan tinggi sesuai waktu yang sudah dijadwalkan, yaitu pada tanggal 6-8 Juni 2020 untuk pengurus pesantren daerah.
Lalu, pada tanggal 10 Juni 2020 bagi mahasiswa, dan 11 Juni kedatangan mahasiswi, serta waktu kedatangan lain yang terkoordinasi dan atau telah diotorisasi oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Pondok Pesantren Annuqayah.
Seluruh santri yang datang mengikuti protokol kesehatan standar covid-19 yang dilaksanakan dan dikawal bersama oleh Satgas Covid-19 Pondok Pesantren, Ponkestren, Puskesmas Guluk-Guluk, dan dibantu oleh satuan pengamanan dari pesantren, anggota TNI-Polri, Gerakan Pramuka Annuqayah, dibantu Banser, dan anggota perguruan silat di pondok pesantren itu.
Sementara itu, kasus positif covid-19 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terdata sebanyak 25 orang, dengan perincian sebanyak 16 orang dalam perawatan, delapan orang sembuh dan satu orang meninggal dunia.(OL-5)
Taj Yasin menjanjikan hadiah bagi santri-santri asal Jawa Tengah yang bisa meraih juara pada ajang nasional di Sulawesi Selatan.
Baznas menyalurkan bantuan program Zmart Pesantren untuk 10 Pondok Pesantren di wilayah Jawa Timur.
Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu atau sekadar menjadi pintar. Yang terpenting adalah menjaga akhlak generasi muda.
KETUA Bidang Pondok Pesantren dan Majelis Taklim Pengurus Pusat GP Ansor, Nur Faizin mendukung gagasan tentang transformasi pendidikan pesantren.
Sementara Kuasa Hukum pelapor -- KDR -- Heru Lestarianto, Sabtu (31/5) menjelaskan aksi penganiayaan tersebut tersebut terjadi pada Februari lalu.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved