Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
POTENSI banjir akibat gelombang tinggi air laut saat ini mengintai pesisir pantai utara Jawa. Masyarakat yang berada di pesisir pantai diminta waspada.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metereologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Devi Ardiansyah, menjelaskan berdasarkan siaran pers Plt Deputi Bidang Metereologi BMKG, Herizal, potensi rob di perairan utara Jawa Masih akan berlangsung pada awal Juni ini.
"Potensi rob perlu diwaspadai hingga 6 Juni mendatang," ungkap Devi, Kamis (4/6). Namun memiliki kecenderungan terus menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin.
Dijelaskan Devi, potensi rob terjadi dikarenakan pada awal Juni memasuki 0.periode bulan purnama (full moon/spring tide). Selain dari faktor astronomi tersebut, faktor fisis laut juga sangat mempengaruhi terhadap kejadian rob. Hasil analisis dari model gelombang laut, terindentifikasi tinggi gelombang di laut Jawa mencapai 2, sd 4 meter. Gelombang tinggi itu dibangkitkan oleh angin yang berhembus persisten dengan kecepatan 25 knot (46 km/jam).
"Untuk itu, masyarakat, terutama yang bermata pencaharian dan beraktivitas di pesisir atau pelabuhan, diharapkan meningkatkan kewaspadaannya," ungkap Devi. Termasuk meningkatkan upaya mitigasi terhadap potensi bencana rob.
Sementara itu sejumlah desa di pesisir Kabupaten Indramayu dilanda rob pada Rabu (3/6) malam. Air dari laut itu bahkan sampai masuk ke rumah-rumah warga. Banjir rob diantaranya terjadi di Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Desa/ Kecamatan Juntinyuat, Desa Majakerta dan Desa Balongan di Kecamatan Balongan, Desa Singaraja dan Desa Karangsong di Kecamatan Indramayu, serta Desa Pabean Ilir di Kecamatan Pasekan.
Selain itu, banjir rob juga dilaporkan terjadi di Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang, Desa Cemara dan Cangkring, Kecamatan Cantigi, Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra, serta Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun di Kecamatan Kandanghaur.
Di Desa Singajara, Kecamatan Indramayu, banjir rob terjadi di Blok Langgen, dengan ketinggian air sekitar 20 cm di rumah warga. Namun air laut kemudian melimpas hingga ke Blok Ketimpal di desa tersebut. "Selama puluhan tahun saya tinggal disini, baru sekarang air rob sampai di halaman belakan rumah, ungkap Ani, warga Blok Ketimpal, Desa Singaraja.
Sedangkan Haris, warga Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu mengungkpakan air mulai naik sekitar pukul 17.00 WIB. "Rob ini sebenarnya sudah menjadi langganan, tapi tahun ini cukup parah," ungkap Haris.
Air mulai surut sekitar pukul 21.00 WIB dan hingga kini warga masih disibukkan untuk membersihkan rumah mereka dari lumpur yang terbawa oleh air laut yang masuk ke dalam rumah.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminuddin, menjelaskan bahwa banjir pasang air laut atau rob hampir merata terjadi di sepanjang wilayah pesisir Indramayu. "Banjir rob naik secara perlahan," ungkap Waminudin. Mulai terjadi sekitar pukul 16.00 WIB hingga ketinggian air ada yang mencapai 1 meter, yaitu di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur. (OL-13)
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Ratusan Rumah di Pangandaran
Sebagian besar kendaraan roda dua memilih melintasi tanggul sungai untuk menghindari banjir rob dan mogok, sedangkan kendaraan berukuran kecil melintas di jalur alternatif.
BMKG meminta warga di daerah pesisir Pantura Jawa Tengah seperti Demak, Semarang, Kendal, Pekalongan dan Pemalang untuk kembali siaga banjir rob.
Di Kabupaten Demak banjir rob tidak hanya merendam sejumlah pemukiman warga di puluhan desa di empat kecamatan, tetapi juga merendam jalur Pantura Semarang-Demak di Kecamatan Sayung.
Kepadatan kendaraan di antaranya terlihat mulai perempatan Kanggraksan hingga perempatan Jalan Pemuda Kota Cirebon sepanjang lebih kurang 3 kilometer
BANJIR air laut pasang (rob) menghadang kendaraan arus balik di jalur pantura Semarang-Demak, tepatnya di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Jalur Pantai Utara (Pantura) di Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai dipadati pemudik yang bergerak dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta pada arus balik Lebaran 2025, Rabu (2/4) sore
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk esok hari, Rabu, 16 Juli 2025. Setidaknya 16 wilayah di Indonesia terancam hujan lebat
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, udara kabur, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan
Untuk 38 kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
"Tim melalukan pemantauan sekaligus menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,"
Badan Meteorologi BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Minggu, 13 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved