Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
RSUD Ogan Ilir, Sumatra Selatan memecat 109 tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit itu karena mereka melakukan aksi mogok pada Jumat (15/5). Direktur RSUD Ogan Ilir, Roretta Arta Guna Riana mengatakan pemecatan terhada[ 109 tenaga medis di Ogan Ilir ini bukan tanpa sebab. Langkah itu sesuai dengan surat keputusan Bupati Nomor 191/KEP/RSUD/2020 tentang pemberhentian dengab tidak hormat tenaga honorer RSUD Ogan Ilir.
"Benar mereka (tenaga kesehatan) yang mogok kerja itu dipecat, SK sudah keluar dan ditandatangani Pak Bupati," kata Roretta, Kamis (21/5).
Ia mengatakan, dalam keterangan SK tersebut terdapat sejumlah poin pertimbangan dalam keputusan pemberhentian. Di antaranya para tenaga kesehatan telah meninggalkan tugas selama lima hari berturut-turut disaat negara membutuhkan dalam rangka pencegahan covid-19 yang telah ditetapkan sebagai bencana nasional.
Kemudian, Pemkab Ogan Ilir dan RSUD Ogan Ilir tidak dapat memenuhi tuntutan yang diajukan para honorer tesebut. Lalu, berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Bupati Ogan Ilir tentang kinerja tenaga honorer di RSUD Ogan Ilir maka perlu dilakukan pemberhentian tidak dengan hormat.
"Tenaga kesehatan itu tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab mereka disaat negara sedang membutuhkannya,"15/50. kata Roretta.
Ia sendiri sebelumnya membantah jika aksi mogok kerja yang dilakukan ratusan tenaga honorer itu didasari ketiadaan alat pelindung diri (APD) saat bertugas, serta terkait transparansi insentif yang diberikan untuk merawat pasien covid-19.
Selain itu, kata dia, manajemen rumah sakit juga telah menyiapkan 35 kamar di kompleks DPRD Ogan Ilir sebagai tempat istirahat untuk para tenaga kesehatan tersebut.
"Mereka mogok kerja itu karena takut merawat pasien covid-19, untuk hal-hal lainnya itu tidak benar," jelasnya.
Meski ratusan tenaga medis ini dipecat, pihak RSUD Ogan Ilir mengaku belum mempertimbangkan adanya perekrutan tenaga kesehatan baru. Pihaknya menilai, jumlah tenaga kesehatan RSUD Ogan Ilir saat ini masih mencukupi untuk menangani pasien. Saat ini masih ada 400 tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD Ogan Ilir.
"Sementara lihat kondisi dulu, mana yang jadi prioritas. Karena kita masih punya tenaga honorer banyak. PNS kita kinerjanya bagus. TKS kami banyak, malah overload. Jumlah seluruhnya hampir 400-an," ungkapnya.
baca juga: PSBB Harus Diikuti Dengan Penegakan Hukum Untuk Efek Jera
Ia pun juga mengaku jika siap dievaluasi. Sebab, ia ditugaskan oleh Bupati Ogan Ilir untuk menangani RSUD Ogan Ilir.
"Yang boleh mengevaluasi kami Bupati, karena kita di bawah Bupati. Kami siap kok dievaluasi. Kinerja kami diketahui bupati," tandasnya. (OL-3)
Pemadaman api terhambat karena air di dekat lahan kebakaran sudah habis.
Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar melakukan Penandatanganan Nota Kesepakatan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palembang.
Kabut asap di Ogan Ilir sudah muncul sejak tiga pekan terakhir.
Kencangnya angin membuat kebakaran makin meluas.
Belum bisa dipastikan sampai kapan para santri tersebut nantinya bisa kembali ke pondok pesantren.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan mencatat ada tiga daerah yang masuk kategori rawan kebakaran hutan dan lahan saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved