Lahan Terbatas, Petani Lhokseumawe Tetap Tanam Jagung

Amiruddin Abdullah Reubee
15/5/2020 09:51
Lahan Terbatas, Petani Lhokseumawe Tetap Tanam Jagung
Wakil Walikota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad saat penanaman perdana jagung di Desa Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe(Dok.Kementan)

PEMERINTAH Kota Lhokseumawe di Provinsi Aceh terus mendorong petani khususnya di Kecamatan Muara Dua untuk menanam jagung setelah penanaman padi. Targetnya, meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan melalui pendampingan penyuluh pertanian di tengah pandemi Covid-19.

"Walaupun lahan pertanian di Lhokseumawe terbatas, kita berharap dari potensi lahan yang ada, kita dapat memanfaatkan dengan optimal. Terlebih situasi pandemi saat ini," kata Wakil Walikota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad saat penanaman perdana jagung di Desa Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Jumat (15/5).

Menurutnya, selain di Desa Blang Crum, penanaman jagung di areal persawahan juga akan dilakukan di Desa Mns Manyang, Cut Mamplam dan selanjutnya di Kecamatan Muara Satu dan Blang Mangat.

Koordinator Penyuluh Kota Lhokseumawe, Andria Afrida melaporkan kegiatan tersebut mencakup penanaman jagung tahap pertama dengan varietas Bisi-18 pada lahan enam hektar. Penanaman menggunakan alat tanam jagung (corn planter) tipe dorong bantuan Kementrian Pertanian RI.

"Saya mengingatkan para petani dan penyuluh melakukan aktifitasnya mematuhi Protokol Kesehatan di tengah pandemi Covid-19," kata Yusuf Muhammad pada kegiatan yang dihadiri Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan, Mohammad Rizal; Koordinator BPP Muara Dua, Andria Afrida; dan penyuluh Desa Blang Crum, Nurjannah.

Koordinator Penyuluh Kota Lhokseumawe, Andria Afrida melaporkan kegiatan tersebut mencakup penanaman jagung tahap pertama dengan varietas Bisi-18 pada lahan enam hektar. Penanaman menggunakan alat tanam jagung (corn planter) tipe dorong dari bantuan Kementrian Pertanian RI.

"Mudah-mudahan pada musim tanam kali ini, produktivitas jagung lebih meningkat, kalau biasanya hanya enam sampai tujuh ton per hektar. Kita harapkan penanaman kali ini bisa lebih meningkat," harap Andria Afrida,

baca juga: Pemkab Sleman Lacak Keluarga Pengunjung Indogrosir

Ketua Poktan Blang Crum Tani, M Bakir penggunaan alat pertanian corn planter bisa menghemat tenaga kerja dibandingkan cara manual. 

"Tanpa corn planter, untuk lahan satu hektar butuh waktu dua hari dikerjakan seorang petani," tambahnya. 

Upaya dilakukan petani jagung di Aceh ini mendapat apresiasi dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurut Mentan, pengalamannya sebagai kepala daerah selama 25 tahun sudah merasakan bahwa gerakan menanam tanaman pangan ini bisa berefek baik di daerah masing-masing. 

"Saya 25 tahun menjadi kepala daerah. Saya rasakan kalau mengambil keputusan di lapangan, aroma tanah pasti tercium sehingga berefek baik bagi daerah masing masing," kata Mentan Syahrul saat pencanangan menanam padi dan jagung serentak di seluruh Indonesia pada Selasa (12/5) melalui videoconference di Agriculture War Room - Komando Strategis Pembangunan Pertanian (AWR KostraTani).

Aktifitas penyuluh dan petani Lhokseumawe sesuai arahan Kepala BPPSDM Prof Dedi Nursyamsi bahwa pertanian tidak berhenti. "Petani dan penyuluh tetap bekerja di lahan pertanian dengan semangat, serta mendorong petani tetap produktif dalam upaya penyediaan pangan di tengah pademi covid-19." (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya