Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Sorgum Jadi Pangan Alternatif di Flores Timur

Ferdinandus Rabu
17/4/2020 13:02
Sorgum Jadi Pangan Alternatif di Flores Timur
Petani memanen tanaman sorgum, pangan alternatif pengganti beras dan jagung.(ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

PRODUKSI pangan di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur terus digenjot untuk menjaga ketahanan pangan di daerah ini. Termasuknmemberdayakan tanaman sorgum sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi ancaman krisis pangan di daerah ini. Pemkab Flotim melalui program pencegahan stunting dengan kampanye Solor (Sorgum-Kelor) mengajak warga dan petani untuk bisa mengembangkan tanaman sorgum sebagai salah satu pangan bergizi yang tinggi, sebagai pengganti beras dan jagung. Apalagi kondisi iklim di Flotim yang banyak musim kemaraunya sanagat cocok untuk tanaman sorgum.

"Iya sejak awal memang pengembangan pangan sorgum ini juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan di daerah ini. Salah satu kampanye kami untuk pencegahan stunting adalah konsumsi sorgum karena khasiat sorgum yang bernilai gizi tinggi. Kami punya istilah Solor yang artinya Sorgum-Kelor. Saat ini kami terus memberdayakan para petani untuk mulai mengembangan tanaman sorgum sebagai pangan alternatif pengganti beras dan jagung. Konsumsi sorgum dan kelor sangat baik untuk pencegahan stunting," kats Bupati Flores Timur, Anton Hadjon, Jumat (17/4).

Sejumlah pihak, baik swasta mapun gereja juga memberikan perhatian serius untuk pengembangan tanaman sorgum di daerah ini. Termasuk pihak gereja Keuskupan Larantuka melaui Yaspensel yang terus memberikan dukungan dan pendampingan bagi para petani untuk mengakampanyekan pengembangan tanaman sorgum demi menjaga ketahanan pangan di daerah ini.

Ketua Yaspensel Keuskupan Larantuka, Romo Benyamin Daud saat dikonfirmasi Jumat (16/4), mengakui terus memberikan pendampingan bagi para petani dengan motivasi dan penyiapan lahan untuk pengembangan tanaman sorgum sehingga bisa membantu mengatasi krisis pangan di daerah ini.

baca juga: Warga Tidak Boleh Menolak Pemakaman Jenazah Covid-19

"Para petani memang harus terus dibimbing dan dimotivasi. Kami dari Yaspensel memang selalu melakukan pendampingan bagi para petani untuk pengembangan tanaman sorgum yang sangat cocok ditanam di daerah ini. Beberapa waktu lalu juga kelompok tani dari Desa Mudakeputu telah melakukan panen sorgum. Kami bersyukur banyak petani di sejumah desa mulai mengembangkan sorgum. Sehingga saat ini dari pendampingan kami, sudah ada sekitar 200 hektare tanaman sorgum yang ditergetkan akan menghasilkan 400 ton," ungkap Romo Benyamin.  (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya