Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

900 Seniman Tampil di Tanah Lot Art and Food Festival 2020

Antara
13/3/2020 23:55
900 Seniman Tampil di Tanah Lot Art and Food Festival 2020
Seniman menampilkan kesenian Okokan Kolosal pada pembukaan Tanah Lot Art and Food Festival #3 di Tabanan, Bali, Jumat (13/3)(ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

SEBANYAK 900 seniman dan penari dari tujuh banjar di desa Pekraman Kediri, Tabanan, Bali tampil dengan suguhan pagelaran Okokan Kolosal bertema ‘Nangluk Merana’ dalam pembukaan Tanah Lot Art and Food Festival 2020.

"Okokan sebagai ikon dalam pementasan festival ini dengan fragmen tari nangluk merana bertujuan menetralisir hal-hal jahat atau negatif sehingga mampu membawa kedamaian. Apalagi saat ini, industri pariwisata diguncang kejadian merebaknya wabah virus korona yang terjadi dimana-mana. Tentunya saya yakin dengan kekuatan skala niskala dan niat kita, virus ini akan hilang di tanah suci Bali ini. Kita doakan bersama-sama," kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti saat memberikan sambutan pada festival Tanah Lot di Tabanan, Jumat (13/3).

Ni Putu Eka Wiryastuti yang juga selaku Ketua Badan Pengelola DTW Tanah Lot menjelaskan pergelaran Okokan kolosal dengan Nangluk Merana ini merupakan pertunjukan tradisi yang memiliki makna untuk mengusir bala atau musibah, seperti penyakit, hama, bencana dan sejenisnya.

"Ini digaungkan dengan harapan agar dunia segera mampu melepaskan diri dari wabah virus korona. Dengan menampilkan Okokan kolosal ini, mudah-mudahan ini sedikit tidaknya membawa dampak yang baik bagi kita di Bali dan Tabanan khususnya," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati mengatakan bahwa kegiatan ini sesuai dengan program pemerintah, yakni We Love Bali Movement.

“Dan menjadi lebih luar biasa lagi ketika acara ini dilakukan di tengah hiruk-pikuk berita yaitu tentang virus korona. Ini sangat menarik sekali,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa penampilan dalam festival ini tidak hanya ditujukan untuk pariwisata, melainkan mengandung unsur spiritual sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Tema yang diusung ini tepat untuk dilaksanakan di tengah Bali yang saat ini memang masih baik-baik saja. Hanya pemberitaan di luar negeri sedemikian rupa membawa dampak kekhawatiran," ucapnya. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya