Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SETELAH pemerhati reptil asal Australia Matt Wright belum berhasil menyelamatkan buaya terlilit ban di Palu, Sulawesi Tengah, kini giliran pemerhati reptil asal Amerika Forrest Galante yang akan mencoba hal serupa.
Kemarin, Selasa (10/3), Forrest yang datang bersama timnya sudah menginjakkan kaki di Palu. Mereka langsung ke Palu setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sulteng, Haruna Hamma mengatakan, tim Forrest Galante sudah mendatangi kantor BKSDA. Tim itu pun lanjutnya, sudah menjelaskan tujuannya datang ke Palu.
Baca Juga: Pemerhati Australia Turut Selamatkan Buaya Berkalung Ban
"Intinya mereka ingin menyelamatkan buaya terlilit ban," ungkap Haruna kepada sejumlah jurnalin seusai menerima tim Forrest Galante di kantor BKSDA.
Menurutnya, selain ingin menyelamatkan buaya terlilit ban, tim tersebut juga akan membuat sebuah film dokumenter tentang penyelamatan buaya tersebut.
"Tadi (kemarin,red) kami sudah bertemu dan bercerita bersama tim Forrest. Harusnya tadi juga kami harus melihat alat apa yang akan mereka pakai dan melakukan simulasi, namun karena ada halangan jadi besok (hari ini,red) baru bisa dilakukan simulasi," ungkap Haruna.
Di tempat yang sama, Forrest sempat menjelaskan, bahwa semua metode akan diterapkannya bersama tim saat akan menyelamatkan buaya terlilit ban. Menurutnya, ia bersama tim memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal penyelamatan buaya.
"Kami memiliki pengalaman penyelamatan di Australia, Afrika, dan negara lainnya. Itu semua akan kami gunakan di sini. Termasuk nantinya kami juga akan menggunakan metode harpun," tandas Forrest.
Baca Juga: Tiga Tahun Berlalu, Buaya di Palu masih Berkalung Ban Motor
Diketahui, tim Forrest hanya memiliki izin selama lima hari untuk menyelamatkan buaya terlilit ban. Jika waktu itu habis dan mereka belum berhasil, mereka harus kembali ke negaranya.
Buaya jenis muara dengan panjang empat meter lebih itu sudah sejak 2016 lalu terlilit ban. Meski sudah banyak pihak yang melakukan penyelamatan, namun buaya yang dilindungi negara tersebut belum juga tertolong.
Semoga dengan kedatangan Forrest dan timnya buaya malang itu bisa terselamatkan. (TB/OL-10)
Pemkot Palu menyerahkan lahan seluas dua hektare kepada Kementerian P2MI untuk pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) sekaligus Migran Center pertama di Indonesia.
Angka ini melonjak dari Rp7,8 miliar pada 2023 dan Rp3,5 miliar pada tahun-tahun sebelumnya.
PSI) telah menyatakan sikap bergabung dengan Partai NasDem dalam Pilkada Kota Palu 2024, untuk mengusung Muhammad J Wartabone (MJW) yang merupakan kader NasDem.
KEPOLISIAN Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng), menangkap Ibu Rumah Tangga (IRT) karena kedapatan membawa narkotika jenis sabu-sabu di Pelabuhan Taipa, Kota Palu.
HABIB Idrus bin Salim Aljufri atau yang lebih dikenal sebagai Guru Tua kini resmi diakui sebagai WNI. Status WNI itu merupakan langkah menuju pengakuan sebagai Pahlawan Nasional semakin dekat.
Dalam hasil survei ini, Hadiyanto Rasyid yang merupakan wali kota Palu saat ini menunjukkan keunggulan yang signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved