Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Giliran Pemerhati Reptil AS yang Selamatkan Buaya Terlilit Ban

M Taufan SP Bustan
10/3/2020 17:32
Giliran Pemerhati Reptil AS yang Selamatkan Buaya Terlilit Ban
Buaya berkalung ban.(MI/M Taufan SP Bustan)

SETELAH pemerhati reptil asal Australia Matt Wright belum berhasil menyelamatkan buaya terlilit ban di Palu, Sulawesi Tengah, kini giliran pemerhati reptil asal Amerika Forrest Galante yang akan mencoba hal serupa.  

Kemarin, Selasa (10/3), Forrest yang datang bersama timnya sudah menginjakkan kaki di Palu. Mereka langsung ke Palu setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sulteng, Haruna Hamma mengatakan, tim Forrest Galante sudah mendatangi kantor BKSDA. Tim itu pun lanjutnya, sudah menjelaskan tujuannya datang ke Palu.  

Baca Juga: Pemerhati Australia Turut Selamatkan Buaya Berkalung Ban

"Intinya mereka ingin menyelamatkan buaya terlilit ban," ungkap Haruna kepada sejumlah jurnalin seusai menerima tim Forrest Galante di kantor BKSDA.  

Menurutnya, selain ingin menyelamatkan buaya terlilit ban, tim tersebut juga akan membuat sebuah film dokumenter tentang penyelamatan buaya tersebut.  

"Tadi (kemarin,red) kami sudah bertemu dan bercerita bersama tim Forrest. Harusnya tadi juga kami harus melihat alat apa yang akan mereka pakai dan melakukan simulasi, namun karena ada halangan jadi besok (hari ini,red) baru bisa dilakukan simulasi," ungkap Haruna.  

Di tempat yang sama, Forrest sempat menjelaskan, bahwa semua metode akan diterapkannya bersama tim saat akan menyelamatkan buaya terlilit ban. Menurutnya, ia bersama tim memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal penyelamatan buaya.  

"Kami memiliki pengalaman penyelamatan di Australia, Afrika, dan negara lainnya. Itu semua akan kami gunakan di sini. Termasuk nantinya kami juga akan menggunakan metode harpun," tandas Forrest.  

Baca Juga: Tiga Tahun Berlalu, Buaya di Palu masih Berkalung Ban Motor

Diketahui, tim Forrest hanya memiliki izin selama lima hari untuk menyelamatkan buaya terlilit ban. Jika waktu itu habis dan mereka belum berhasil, mereka harus kembali ke negaranya.  

Buaya jenis muara dengan panjang empat meter lebih itu sudah sejak 2016 lalu terlilit ban. Meski sudah banyak pihak yang melakukan penyelamatan, namun buaya yang dilindungi negara tersebut belum juga tertolong.  

Semoga dengan kedatangan Forrest dan timnya buaya malang itu bisa terselamatkan. (TB/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik