Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bakamla Kawal Puluhan Kapal Nelayan Pantura Melaut di Natuna

Cahya Mulyana
08/3/2020 20:14
Bakamla Kawal Puluhan Kapal Nelayan Pantura Melaut di Natuna
Kepala Bakamla RI, Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, melepas KN Pulau Nipah 321 menuju Laut Natuna Utara untuk menjaga keamanan.(MI/Cahya Mulyana)

LAUT Natuna Utara akan diwarnai Sang Merah Putih dari 30 kapal nelayan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Berikut, dua Kapal Negara milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemanfaatan sumber daya laut, serta mencegah klaim kedaulatan dan praktik pencurian ikan. Sejumlah kapal dari Pantura dengan bobot di atas 100 Gross Tonnage (GT), berlayar sejak Rabu (4/3) lalu.

Rencananya, rombongan kapal yang membawa 900 awak tiba di Natuna, Kepulauan Riau, pada Selasa (9/3) atau Rabu (10/3). Setelah itu, 30 kapal akan dikawal dua Kapal Negara (KN) Pulau Marore 322 dan KN Pulau Nipah 321 milik Bakamla, menuju titik pencarian ikan di Laut Natuna Utara.

Baca juga: KKP Gandeng TNI dan Bakamla Perketat Keamanan ZEEI di Natuna

"Dua kapal kita, KN Pulau Nipah dan KN Pulau Marore, siap mengawal nelayan, termasuk 30 kapal asal Pantura. Ini pertama kali Bakamla mengawal nelayan dengan jumlah kapal paling banyak. Juga bentuk perhatian pemerintah terhadap keselamatan dan keamanan nelayan," terang Kepala Bakamla, Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, di Laut Natuna Utara, Sabtu (7/3) petang.

Dua KN milik Bakamla secara bergiliran akan mengawal nelayan untuk mencari ikan, hingga kembali ke tempat pelelangan di Selat Lampa, Natuna. Pengamanan dilakukan Bakamla terhadap nelayan lokal dan nelayan asal Pantura.

Bakamla juga bersiaga untuk menjamin keamanan nelayan, serta menindak pelanggaran kedaulatan dan praktik pencurian ikan. Langkah itu diwujudkan melalui pemantauan citra satelit oleh petugas Bakamla di Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut ( SPKKL) Natuna.

"Petugas Bakamla di SPKKL Natuna terus memantau pergerakan kapal di perairan Natuna. Kalau ada yang mencurigakan nanti dilaporkan ke KN, Markas Besar Bakamla, atau dilaporkan kepada TNI AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk ditindaklanjuti. Seperti, nelayan asing masuk akan diikuti dengan pengusiran atau penangkapan," paparnya.

Baca juga: Bakamla Jamin Nelayan Natuna tidak Tersingkir

Keberangkatan 30 kapal nelayan asal Pantura merupakan terobosan untuk memanfaatkan potensi perikanan di Laut Natuna, yang mencapai 700.000 ton. Selama ini, potensi sumber daya laut belum dieksploitasi karena  keterbatasan nelayan lokal, yang hanya menggunakan kapal berukuran 3,5-5 GT.

Selain itu, wilayah tangkapan ikan itu kerap dimasuki kapal nelayan asing, seperti Tiongkok dan Vietnam. Belum lagi klaim dari Tiongkok terhadap kawasan tersebut. Sehingga, pemerintah mendorong nelayan untuk mencari ikan hingga zona ekonomi eklusif Natuna Utara.

Hal ini juga momentum bagi nelayan lokal untuk menimba ilmu dan mempelajari navigasi dari nelayan Pantura. Ke depan, pemanfaatan sumber daya perikanan di Laut Natuna Utara bisa dilakukan bersama nelayan lokal.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya