Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEJALAN dengan misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai inklusi finansial dan perlindungan konsumen, TunaiKita hadir dan aktif berperan serta menjadi salah satu sponsor dalam kegiatan FinEast 2020 yang resmi dibuka Jumat (28/2) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) dan sejumlah perusahaan fintech lainnya.
Saat ini, pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong lambat khususnya di Indonesia timur antara lain karena masih banyak warga yang tinggal jauh dari bank atau belum dapat menjangkau layanan jasa keuangan lainnya.
Industri fintech hadir dan berkembang pesat di Indonesia, namun hingga saat ini, masih banyak warga Indonesia yang belum memahami keuntungan yang ditawarkan fintech.
Sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan FinEast 2020 ini diharapkan dapat memberikan literasi terkait teknologi finansial dan pendanaan usaha sehingga menjangkau seluruh masyarakat (khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah/UMKM) dengan lebih cepat dan mudah.
Pengenalan dan edukasi industri fintech lending harus dilakukan kepada masyarakat secara langsung agar masyarakat, khususnya UMKM dan usaha rintisan, dapat lebih memahami fintech lending sehingga dapat memanfaatkan industri ini secara optimal.
CEO TunaiKita, Tumbur Pardede menyampaikan “Kali ini TunaiKita hadir untuk berpartisipasi kembali dalam acara sosialisasi mengenai industri fintech pada acara FinEast 2020 di Kupang untuk memberi edukasi bagi masyarakat tentang berbagai manfaat dan kemudahan yang ditawarkan fintech."
"TunaiKita juga hadir di Kota Kupang untuk mendukung semangat OJK dalam terus menggalangkan literasi inklusi keuangan. Sebagai Fintech terdaftar di OJK dan anggota aktif AFPI, TunaiKita berkomitmen untuk menyukseskan program inklusi keuangan pemerintah dengan senantiasa beroperasi dan berinovasi untuk memajukan perekonomian di Indonesia dalam koridor peraturan yang berlaku,” paparnya.
Tumbur menambahkan bahwa TunaiKita yang selama ini dikenal sebagai platform pinjaman tunai terdepan akan berinovasi dengan produk-produk pinjaman baru, khususnya bagi kegiatan produktif.
TunaiKita sebagai salah satu pelopor Fintech P2P Lending, saat ini telah beroperasi lebih dari dua tahun, dan telah menyalurkan lebih dari 2.2 triliun rupiah sejak diregistrasi dengan OJK pada pertengahan tahun 2017. TunaiKita saat ini hadir di 160 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, melayani lebih dari 600.000 pelanggan yang menikmati pinjaman konsumtif dan produktif.
Selain aktif dalam mendukung kegiatan-kegiatan OJK, TunaiKita juga aktif dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, antara lain dengan adanya kampanye #MelekFintech dan #InklusiBaik.
Tagar Inklusi Baik diusung TunaiKita yang selama ini secara aktif memberikan informasi terkini, transparansi, akses, kemudahan, dan solusi bagikebutuhan pinjaman masyarakat baik untuk kegiatan konsumtif maupun produktif dengan tujuan berkontribusi dalam pembangunan ekosistem di Indonesia untuk perekonomian Indonesia yang lebih baik. (Antara/OL-09)
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Layanan fintech P2P lending memberikan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman dana maupun berinvestasi. Bagaimana kiat agar manfaatnya optimal?
Karena rasa tidak aman tersebut pihak pelapor akhirnya berani melaporkan kejadian tersebut kepada Polda Metro Jaya.
WARGA di Kepulauan Seribu sudah bisa melakukan transaksi keuangan digital
PT Vega Data dan PT Barracuda Fintech Indonesia adalah perusahaan fintech ilegal yang memiliki 76 karyawan, lengkap dengan HRD, supervisor dan debt collector.
Fintech Ilegal menerapkan biaya denda pembayaran Rp50 ribu per hari
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved