KESEDIHAN dialami oleh sebagian petani petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Mereka terpaksa memanen lebih awal padinya yang terendam banjir akibat jebolnya tanggul Kali Ingas. Kali Ingas merupakan anak sungai Bengawan Solo yang meluap melalui kawasa setempat pada Kamis (20/2) siang.
Apa yang mereka lakukan merupakan langkah antisipasi karena mereka kuatir tanaman padi rusak akibat terendam banjir. Terlebih, hingga saat ini tanggul Kali Ingas juga belum bisa ditangani secara darurat. Sulitnya penanganan tanggul secara darurat itu disebabkan posisi tanggul yang jebol persis berada di bawah pintu air. "Kami terpaksa memanen padi lebih awal," kata Hadi petani setempat, Kamis (20/2) siang.
Terlebih, kata dia, tanggul Kali Ingas yang jebol di titik Desa Kedungprimpen sulit ditangani dan semakin melebar menjadi 4 meter dari
sebelumnya sepanjang 2 meter. Aliran air dari jebolnya tanggul itu mengalir deras ke areal tanaman padi petani Desa Temu.
Kondisi tersebut mengakibatkan sekitar 150 hektare tanaman padi yang hampir panen terendam banjir. Kondisi tersebut membut petani di desa setempat resah. "Kami kuatir padi makin rusak dan tidak bisa dipanen dengan maksimal. Makanya, kita panen lebih awal," tambahnya.
Pihak BPBD setempat tidak mengetahui secara pasti apakah tanggul anak sungai Bengawan Solo yang jebol beberapa hari lalu itu sudah
tertangani dengan baik belum. Hanya disebutkan, BPBD telah mengirimkan material 500 lembar karung plastik dan 5 lembar terpal untuk menutup jebolan tanggul yang jebol itu secara darurat.
"Kita tidak tahu. Hal itu bisa ditanyakan pada Dinas PU," kilah Yudi Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD setempat, terpisah.
BPBD juga tidak mengetahui secara persis sampai sejauh mana luapan air dampak jebolan tanggul tersebut. Mereka beralasan, sebagian tanaman padi di Desa Temu, Kecamatan Kanor sudah selesai dipanen. (OL-12)