Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan. Satu orang meninggal dunia di awal Februari ini.
Saat ini jumlah pasien DBD mencapai 45 orang yang dirawat di RSUD dr Soekardjo dan rumah sakit swasta lainnya.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan kasus DBD selama Januari dan Februari meningkat hingga mencapai 45 kasus, dan satu orang meninggal dunia.
"Kauss DBD tercatat 45 orang dan salah satunya meninggal dunia. Atas kejadian itu, Pemkot Tasikmalaya belum menyatakan status kejadian luar biasa. Karena, selama Januari dan Februari ini warga harus tetap waspada atas kejadian itu, terutama melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan membersihkan lingkungan," ujarnya Kamis (6/2).
Suryaningsih mengatakan, meningkatnya DBD di Kota Tasikmalaya selama ini disebabkan pemerintah daerah tidak lagi menggalakan fogging setiap daerah endemis DBD. Masyarakat diarahkan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Upaya yang dilakukan sekarang ini mengantisipasi dengan membuat gerakan satu rumah satu jumantik, dengan melibatkan puskesmas dan RT/RW agar mereka tetap siaga melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk. Upaya lainnya yakni menebar ikan cupang supaya bintik nyamuk yang menetas bisa dimakannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat membenarkan bahwa jumlah pasien DBD meningkat dan satu orang meninggal dunia.
baca juga: Satu Meninggal Dunia di Sragen Karena DBD
"Wabah DBD dipastikan akan terus mengalami peningkatan jika pola PSN itu masih rendah. Serangkan nyamuk akan meningkat. Upaya untuk menangkal bisa dilakukan agar mengurangi penyebaran nyamuk demam berdarah. Untuk endemis DBD selama ini berada di 69 kelurahan dan tersebar di 10 kecamatan. Temuan kasus paling banyak Cibeureum, Cihideung, Tawang dan Cipedes," paparnya. (OL-3)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved