Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Petani Pemakai Pupuk Organik masih Rendah

Benny Bastiandy
24/1/2020 14:16
Petani Pemakai Pupuk Organik masih Rendah
Proses pembuatan pupuk organik untuk pertanian. Di Jawa Barat petani menggunakan pupuk organik baru 10%.(MI/Lilik Darmawan )

JUMLAH petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang menggunakan pupuk organik hanya sekitar 10%. Satu di antara penyebab relatif sedikitnya petani yang memakai pupuk organik dipicu kebiasaan.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura (DP3K) Kabupaten Cianjur, Henny Iriani Winata, tak memungkiri masih cukup sedikitnya petani yang menggunakan pupuk organik. Padahal, kata Henny, sebetulnya pupuk organik tidak terlalu sulit untuk didapatkan.

"Tapi karena petani sudah terbiasa mendapatkan pupuk kimia dengan cara instan dan mudah diperoleh, maka agak susah juga untuk mengubah kebiasaan. Makanya, hingga saat ini hanya sekitar 10% saja petani yang menggunakan pupuk organik," terang Henny kepada Media Indonesia, Jumat (24/1).

Sejauh ini, kata Henny, pupuk organik yang digunakan merupakan hasil produksi para petani alias kompos. Mereka membuat sendiri pupuk organik tersebut dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada.

"Intinya, penggunaan pupuk organik itu tergantung kepada kesungguhan para petani untuk mengubah sikap, perilaku, dan keterampilan," ucapnya.

Pemkab Cianjur pun terus berupaya menyosialisasikan dan memberdayakan para petani agar tak terlalu menggantungkan terhadap penggunaan pupuk kimia. Upaya itu di antaranya dengan melaksanakan berbagai program.

"Misalnya dengan melaksanakan bimbingan teknis untuk para petani tentang tata cara pembuatan kompos. Kemudian kami juga mengadakan sekolah lapangan pengelolaan pertanian terpadu, pembuatan pestisida atau agensia hayati, dan upaya-upaya lainnya," beber Henny.

Selain dari keilmuan, lanjut Henny, DP3K Kabupaten Cianjur juga memberikan bantuan sarana dan prasarana. Di antaranya alat pembuatan kompos dan unit pengolah pupuk organik (UPPO) dengan cara menernak sapi di beberapa lokasi.

"Untuk lebih menegaskan pentingnya penggunaan pupuk organik, kami juga mendorong telah dibentuknya kelompok petani organik dan gabungan kelompok petani organik," jelasnya.

Program tersebut sudah mulai berjalan. Hasilnya, ada beberapa kelompok petani yang sudah menghasilkan beras organik tersertifikasi Indonesian Organic Farming Certification (Inofice) yakni sebuah lembaga sertifikasi pangan organik.

baca juga: Sebanyak 1.020 CPNS Flores Timur Memperebutkan 54 Jabatan

"Produksi beras organik ini sudah mulai dipasarkan di pasar modern dan dipasarkan kepada para pelanggan khusus," ungkap Henny.

Henny menuturkan ke depan akan terus menyosialisasikan dan mendorong kebiasaan para petani agar menggunakan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik juga bisa mencegah berbagai kendala teknis yang biasanya terjadi saat menggunakan pupuk kimia. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya