Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
DINAS Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewaspadai potensi penyebaran demam berdarah dengue (DBD) menyusul perubahan cuaca saat ini. Satu di antara bentuk kewaspadaan itu yakni dengan membentuk tim khusus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar, mengatakan DBD merupakan satu di antara penyakit yang cukup berpotensi menyebar pada kondisi cuaca seperti sekarang. Pasalnya, curah hujan cukup tinggi banyak memicu genangan-genangan air yang pada akhirnya jadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegipty.
"Sejauh ini kami sudah membuat tim kesehatan di bawah penanggung jawab Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)," kata Tresna kepada Media Indonesia, Kamis (16/1).
Tresna mengklaim, kasus DBD di Kabupaten Cianjur cenderung turun. Namun Tresna belum memberikan data detail jumlah kasus DBD selama 2019 hingga memasuki awal 2020.
"Puncak penyebaran DBD di Kabupaten Cianjur terjadi pada Oktober 2019," ungkapnya.
Tresna juga mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu mengandalkan fogging (fogging) sebagai upaya memberantas nyamuk aedes aegipty penyebab DBD. Alasannya, jika fogging dilakukan terus menerus, maka akan berdampak terhadap risiko kesehatan.
"Kalau fogging itu sifatnya hanya sesaat dan hanya membunuh nyamuk dewasa. Selain itu (fogging) juga berisiko. Kalau daya tubuh manusia tidak kuat, itu bisa jadi resisten karena ada residunya," tutur Tresna.
Upaya yang efektif, kata Tresna, sebetulnya bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana. Misalnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang satu di antaranya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Yang paling aman itu ya PSN atau 3M Plus," ucapnya.
baca juga: 23 Anggota DPRD Pematangsiantar Ajukan Interpelasi Walikota
DBD bisa dipicu dua faktor. Pertama karena kondisi cuaca ekstrem. Tingginya intensitas curah hujan memicu banyaknya genangan air sehingga mempercepat proses berkembangbiaknya jentik nyamuk.
"Kalau cuaca itu harus bisa menjadi kawan. Kita tidak bisa menolak kalau yang hubungannya dengan kondisi alam atau cuaca. Terpenting, bagaimana sekarang masyarakat bisa menerapkan PHBS di masing-masing lingkungan tempat tinggal. Kalau masyarakat bisa menerapkannya, Insyaallah tidak akan ada penyebaran DBD," pungkas Tresna. (OL-3)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved