Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TUJUH nelayan asal Desa Parumaan, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Kamis (9/1) pagi, ditangkap tim gabungan yang terdiri atas Polair Polda NTT, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, dan Kepala Desa Darat Pantai.
Ketujuh nelayan tersebut diduga menggunakan bom saat menangkap ikan di daerah konservasi terumbu karang di Desa Darat Pante, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
"Wilayah pesisir Desa Darat Pantai merupakan daerah konservasi terumbu karang yang dekat dengan taman Laut Teluk Maumere, para terduga pembom ikan ini berasal dari Desa Parumaan," ungkap Kepala Desa Darat Pantai, Emanuel Nong Endi, kepada media ini, Kamis petang.
Penangkapan dilakukan pagi sekitar pukul 6.00 WIT. Ketujuh nelayan itu ditangkap dengan mengerahkan dua kapal ikan ukuran sedang dengan dua sampan. Penangkapan terhadap tujuh nelayan Parumaan tersebut dilakukan petugas Polair, persis di perairan di depan Pulau Pangabatang yang tidak berjauhan dari pesisir Desa Darat Pantai.
Aktivitas pengeboman ikan ini dilakukan di pesisir pantai Desa Darat Pantai di saat gelombang besar, sehingga mengelabui masyarakat dan aparat kemanan setempat karena bunyi ombak.
Baca juga: Angin Kencang di NTT, Satu Orang Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
"Tapi kalau musim tenang mereka lakukan aktivitas pengeboman ikan antara 2 sampai 3 hari saja tapi terus mereka lakukan, kadang juga aktivitas pengeboman ikan dilakukan pada malam hari," ujarnya.
Mereka bukan hanya melakukan pengeboman ikan di wilayah perairan Desa Darat pantai saja tetapi juga di wilayah Pangabatang di Pulau Babi yang merupakan daerah konservasi terumbuh karang.
Para pelaku pengeboman ikan diduga melakukan aktivitas pengeboman ikan secara berkelompok. Ada yang bertugas melemparkan bom kemudian langsung pergi, kemudian ada lagi kelompok yang hanya bertugas melakukan penyelaman dan ada kerja sama antarnelayan.
Tujuh orang yang berhasil ditangkap Polair dan KSDA ialah kelompok pengebom dan penyelam dan yang diduga melakukan pengeboman dengan menggunakan kapal motor sedangkan yang melakukan penangkapan dan penyelaman itu menggunakan sampan.
"Dari kartu identitas kependudukan mereka yang diduga melakukan pengeboman dan penyelaman merupakan warga Permaan," ujarnya.
Untuk diketahui bahwa wilayah Wairterang sampai wilayah Bangkoor merupakan wilayah Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere. (OL-1)
Kerja sama ini merupakan komitmen JNE untuk terus bermanfaat bagi masyarakat luas
Kecelakaan laut yang terjadi di Pantai Batu Hiu itu menimpa tiga nelayan. Satu nelayan bisa diselamatkan,
Upacara adat itu merupakan bentuk rasa syukur para nelayan di Desa Ciwaru atas hasil tangkapan ikan. Acaranya rutin digelar setiap tahun.
Terjebaknya ke 75 nelayan itu akibat terjangan gelombang tinggi yang memutus jembatan terbuat dari bambu, pada Rabu (16/10)
Kegiatan mencari ikan dilaut tetap dilakukan meski kondisi cuaca saat ini sangat tidak bersahabat dan mengancam jiwa.
Di tengah laut cuaca bisa cepat berubah atau yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujan deras disertai angin kencang dan petir, sehingga membahayakan keselamatan nelayan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved