Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
RATUSAN jiwa warga Kampung Cibadak RT 02/08, Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harus mengungsi sementara
menyusul terjadinya pergerakan tanah sejak Minggu (5/1). Upaya itu harus dilakukan karena pergerakan tanah bisa berpotensi longsor lantaran curah hujan masih cukup tinggi.
Camat Sukaresmi, Firman Edi, mengaku ada 40 kepala keluarga atau sekitar 100 jiwa yang mengungsi di tempat yang aman. Langkah ini untuk antisipasi awal karena curah hujan saat ini terus meningkat.
"Kalau melihat kondisi hujan saat ini, kami sudah imbau agar warga sementara waktu mengosongkan dulu rumah mereka yang berada di sekitar lokasi," kata Firman kepada Media Indonesia, Kamis (9/1).
Puluhan bangunan penduduk yang terancam berada di bawah lokasi pergerakan tanah. Saat ini yang terdampak pergerakan tanah yakni lahan sawah seluas 35-50 meter persegi dengan lebar rekahan tanah mencapai 25-30 meter.
"Kami juga sudah membuat posko. Alhamdulillah, sejak pertama terjadi pergerakan tanah, tidak ada bangunan rumah warga yang terdampak. Tapi tentu kita harus selalu mengantisipasi karena lokasi pergerakan tanah berada di atas permukiman warga," tegasnya.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Mochammad Irfan Sofyan, menambahkan BPBD sudah meminta bantuan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengkaji pergerakan tanah di Desa Sukamahi. Sambil menunggu hasil kajian, kata Irfan, BPBD sudah meminta pihak kecamatan dan desa agar menyiagakan masyarakat selalu waspada.
"Kami berharap mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal tak diinginkan," kata Irfan.
Tim BPBD, lanjut Irfan, sudah berkoordinasi dengan aparatur pemerintahan desa dan kecamatan setempat. Selain koordinasi menangani rekahan, dilakukan juga pemetaan wilayah yang sekiranya bisa digunakan sebagai tempat evakuasi seandainya terjadi hal-hal tak diinginkan.
"Kami sudah imbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi yang bisa ditimbulkan akibat pergerakan tanah tersebut. Jika memungkinkan lakukan siskamling atau ronda malam," jelasnya.
Terjadinya pergerakan tanah diduga dipicu curah tinggi cukup tinggi. Apalagi sebelumnya wilayah Cianjur dilanda kekeringan saat kemarau panjang beberapa waktu lalu. Kondisi tersebut mengakibatkan retakan-retakan tanah mereka saat diguyur hujan.
baca juga: DPRD Pamekasan akan Legalkan Minuman Keras
"Di bawah lokasi retakan tanah terdapat permukiman penduduk yang dinyatakan berada pada zona berbahaya. Hingga saat ini tim dari BPBD atau Retana, Bhabinkamtibmas, dan aparatur desa serta kecamatan, masih stand by di lokasi. Berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan," pungkasnya. (OL-3)
Sedangkan beras SPHP ada subdisi dari pemerintah. Artinya, masyarakat harus menebus pembelian beras tapi dengan harga terjangkau.
Akibat perbuatan DG terdapat potensi kerugian negara mencapai Rp8,4 miliar.
Momen Hari Anak Nasional (HAN) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dihebohkan beredarnya video aksi duel pelajar. Tragisnya, satu orang pelajar meninggal dunia.
Pengecekan ke lapangan melibatkan pihak kepolisian.
Pemerintah tengah mengusung konsep transformasi pendidikan yang mendorong proses pengembangan, pembaruan, dan penyesuaian paradigma baru sesuai tuntutan zaman.
Sejak pagi terjadi antrean panjang para pelamar di sepanjang bahu ruas jalan protokol tersebut. Panjang antrean mencapai 200 meter lebih.
INTENSITAS hujan tinggi menyebabkan pergerakan tanah yang melanda di Kampung Gunung Gagak, Desa Sukawangi, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, meluas.
Tanah bergerak di Purwakarta itu mengarah ke utara, sementara posisi jalan tol berada di arah sebaliknya.
Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya mengatakan, dalam empat hari terakhir, area terdampak meluas hampir lima kali lipat, dari semula 2 hektare menjadi sekitar 10 hektare
Pergerakan tanah sudah makin meluas dan membuat kerusakan rumah bertambah. Tercatat ada 110 Kepala Keluarga (KK) atau 279 jiwa terdampak.
Selain puluhan rumah terdampak, pergerakan tanah ini juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan bahkan jalan akses kampung terputus.
Berdasarkan catatan sementara, sekitar 50 kepala keluarga atau lebih dari 150 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved