Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
RATUSAN jiwa warga Kampung Cibadak RT 02/08, Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harus mengungsi sementara
menyusul terjadinya pergerakan tanah sejak Minggu (5/1). Upaya itu harus dilakukan karena pergerakan tanah bisa berpotensi longsor lantaran curah hujan masih cukup tinggi.
Camat Sukaresmi, Firman Edi, mengaku ada 40 kepala keluarga atau sekitar 100 jiwa yang mengungsi di tempat yang aman. Langkah ini untuk antisipasi awal karena curah hujan saat ini terus meningkat.
"Kalau melihat kondisi hujan saat ini, kami sudah imbau agar warga sementara waktu mengosongkan dulu rumah mereka yang berada di sekitar lokasi," kata Firman kepada Media Indonesia, Kamis (9/1).
Puluhan bangunan penduduk yang terancam berada di bawah lokasi pergerakan tanah. Saat ini yang terdampak pergerakan tanah yakni lahan sawah seluas 35-50 meter persegi dengan lebar rekahan tanah mencapai 25-30 meter.
"Kami juga sudah membuat posko. Alhamdulillah, sejak pertama terjadi pergerakan tanah, tidak ada bangunan rumah warga yang terdampak. Tapi tentu kita harus selalu mengantisipasi karena lokasi pergerakan tanah berada di atas permukiman warga," tegasnya.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Mochammad Irfan Sofyan, menambahkan BPBD sudah meminta bantuan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengkaji pergerakan tanah di Desa Sukamahi. Sambil menunggu hasil kajian, kata Irfan, BPBD sudah meminta pihak kecamatan dan desa agar menyiagakan masyarakat selalu waspada.
"Kami berharap mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal tak diinginkan," kata Irfan.
Tim BPBD, lanjut Irfan, sudah berkoordinasi dengan aparatur pemerintahan desa dan kecamatan setempat. Selain koordinasi menangani rekahan, dilakukan juga pemetaan wilayah yang sekiranya bisa digunakan sebagai tempat evakuasi seandainya terjadi hal-hal tak diinginkan.
"Kami sudah imbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi yang bisa ditimbulkan akibat pergerakan tanah tersebut. Jika memungkinkan lakukan siskamling atau ronda malam," jelasnya.
Terjadinya pergerakan tanah diduga dipicu curah tinggi cukup tinggi. Apalagi sebelumnya wilayah Cianjur dilanda kekeringan saat kemarau panjang beberapa waktu lalu. Kondisi tersebut mengakibatkan retakan-retakan tanah mereka saat diguyur hujan.
baca juga: DPRD Pamekasan akan Legalkan Minuman Keras
"Di bawah lokasi retakan tanah terdapat permukiman penduduk yang dinyatakan berada pada zona berbahaya. Hingga saat ini tim dari BPBD atau Retana, Bhabinkamtibmas, dan aparatur desa serta kecamatan, masih stand by di lokasi. Berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan," pungkasnya. (OL-3)
Pemungutan retribusi dilakukan perangkat daerah penghasil maupun Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) di lingkup Pemkab Cianjur. Baru sebagian kecil yang sudah menerapkan digitalisasi
Agam menuturkan, sejauh ini proses pendaftaran SPMB secara online tak mengalami hambatan serius. Kalaupun ada kendala, semua sudah bisa diatasi.
Hujan deras dengan interval waktu yang cukup lama selalu mengakibatkan banjir hingga ke permukiman warga.
DUA pekan berturut-turut terjadi libur panjang bersamaan akhir pekan. Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, momen libur panjang cukup mendongrak tingkat hunian hotel.
Digitalisasi bertujuan mempercepat dan mempermudah berkaitan dengan pajak atau retribusi daerah.
Kaantong plastik sekali pakai bisa diganti menggunakan daun jati atau daun pisang sebagai wadah.
Selain puluhan rumah terdampak, pergerakan tanah ini juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan bahkan jalan akses kampung terputus.
Berdasarkan catatan sementara, sekitar 50 kepala keluarga atau lebih dari 150 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini.
Puluhan rumah warga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, rusak berat akibat fenomena pergerakan tanah.
Lima rumah di Kampung Babakan Mekar, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukaraja, Tasikmalaya, rusak berat akibat bencana pergerakan tanah.
"Ini merupakan akumulasi karena beberapa bulan terakhir curah hujan cukup tinggi. Sampai sekarang kami masih mewaspadai potensi pergerakan tanah susulan,"
Camat Pagelaran Reki Nopendi mengharapkan ada bantuan dari Badan Geologi untuk mengkaji dan meneliti kontur tanah di beberapa desa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved