Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PEMERINTAH harus mengembangkan lahan kering yang ada di Nusa Tenggara Timur. Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanis Fransikus Lema, mengatakan, semua pihak harus terlibat untuk memberi kontribusi dalam pengembangan pertanian lahan kering.
"Saat rapat bersama Menteri saya sudah bicara soal lahan kering dan saat itu mendapat respons dari Pak Menteri," kata Yohanis.
Yohanis menyampaikan hal ini saat mengawali acara diskusi konsultasi publik di Aula DPD RI Provinsi NTT, Selasa (7/1). Hadir dalam diskusi itu Direktur Pembiayaan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megawati.
Juga hadir beberapa pimpinan OPD terkait tingkat Provinsi NTT, yakni Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Yohanis Oktovianus, Kepala Dinas Peternakan, Dani Suhadi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Ganef Wurgiyanto, dan para undangan. Hadir pula sejumlah anggota DPRD NTT, dari Fraksi PDIP NTT, yakni Yunus Takandewa, Viktor Mado Watun, Angga, dan Lili Adoe.
"Dalam diskusi ini, saya butuh masukan dan saran dari peserta diskusi agar apa nanti yang saya perjuangkan di pusat itu sesuai aspirasi dari masyarakat," katanya.
Indah mengatakan, pertanian merupakan salah satu kegiatan dari pemerintah pusat saat ini. Menurutnya, karena suatu negara yang kuat, maka masyarakatnya harus kenyang.
"Wilayah NTT ini lahan keringnya dominan, selama ini pemerintah selalu fokus di lahan basah, tapi sekarang ini mulai beralih untuk melihat lahan kering," kata Indah.
Baca juga: Kapal Pesiar Kandas di Terumbu Karang Raja Ampat
Dikatakannya, dengan diskusi itu, diharapkan bisa diperoleh informasi bagaimana petani di NTT mendapat pembiayaan yang murah.
"Diskusi ini dibutuhkan sehingga arah dan kebijakan pengelolaan lahan kering bisa terwujud. Petani kecil harus dibiayai, selama ini mereka jadi obyek, tapi kita balik sebagai subyek sehingga mereka bisa mengusahakan usaha tani mereka dengan baik demi meningkatkan ekonomi," jelas Indah.
Dia mengakui, petani juga takut ke perbankan atau ke bank. Karena, jika datang ke bank pasti yang ditanyai pertama adalah jaminan.
"Karena itu, kita harus jembatani agar petani bisa berusaha dan bersama dengan lembaga pembiayaan. Kita bisa memberikan pembiayaan yang murah dan mudah. Ini demi mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern," tegasnya.
Indah menambahkan, sektor pertanian tahun ini mempunyai alokasi dana KUR sebesar Rp50 triliun. Sementara untuk NTT sendiri, alokasi dana KUR untuk 2020 sebesar Rp1 triliun.
"Kami berharap petani di NTT memanfaatkan dana KUR ini untuk mengembangkan pertanian. Termasuk untuk pengelolaan lahan kering yang ada," pungkas Indah. (RO/OL-1)
TIM Penyidik Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menahan tiga tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi dana rehabilitasi sekolah.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved