Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
SEBANYAK 37 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Kota Tasikmalaya, telah kembali pulang kepada keluarganya setelah mendapat perawatan secara intensif selama 23 hari di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor.
Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Nana Rosadi mengatakan, 37 orang sudah dinyatakan pulih oleh pihak rumah sakit setelah selama 23 hari dirawat di Bogor. Pihaknya akan mengirim lagi 60 ODGJ setelah melalui proses pemeriksaan.
"Para ODGJ kondisinya sudah bisa berbicara secara komunikatif dan saat mereka diabsen pun sudah mengetahui siapa nama mereka. Namun, perkembangannya luar biasa tetapi ini menjadi awal yang baik untuk tetap bekerja sama dengan pihak lain," kata Nana, Kamis (12/12/2019).
Nana mengatakan, awalnya ODGJ diberangkatkan ke Bogor karena gangguan jiwa. Mereka tidak bisa berkomunikasi. Selama di sana mereka mendapat perawatan dengan minum obat secara rutin, diajak berkomunikasi dan disayangi.
"Mereka harus dirawat dengan baik jangan diabaikan. Agar syarafnya tak terganggu lagi. Apalagi mereka itu kebanyakan dipasung. Keluarga jangan malu. Kita terbuka dan siap membantu memanusiakan karena dari mereka banyak faktor yang bisa menjadi sakit jiwa dan penyebabnya masalah ekonomi, kekerasan akibat suami, masalah anak karena sakit autis dan lain sebagainya," ujarnya.
baca juga: Kerawanan Bencana di Kabupaten Sukabumi Peringkat Ketiga
Nana menambahkan para ODGJ ini rata-rata masih di bawah 35 tahun atau usia produktif. Sampai sekarang di Kota Tasikmalaya masih ada ratusan ODGJ yang belum ditangani. Mereka nantinya akan dibantu untuk dipulihkan.
"Kami akan menyiapkan konseling, psikolog di kantor dan kalau mereka ingin berkarya juga akan dibantu. Salah satu contoh ODGJ di Kawalu yakni membuka usaha telor asin dan itu akan diberdayakan. Saya berharap jiga ada warganya yang sakit jangan dihalangi petugas kami karena ini sebagai tugas kemanusiaan," paparnya. (OL-3)
Sangat penting untuk seorang penderita Skizofrenia maupun GB bisa cepat terdiagnosis dan mendapatkan penanganan medis yang tepat oleh personel medis yang kompeten.
Seorang wanita berusia 23 tahun berinisial A nekat melompat dari lantai 19 Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Aksi itu ia lakukan lantara panik saat mengetahui ada ODGJ di unit kamarnya.
OCD dicirikan oleh dua elemen utama, yaitu obsesi dan kompulsi, yang terjadi berulang kali dan sulit untuk dikendalikan oleh penderitanya.
Dilansir dari berbagai sumber, penderita gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di DKI Jakarta. Sebanyak 24,3% penderita gangguan jiwa di Jakarta.
Nurma mengatakan, tidak ada gelagat aneh yang diperlihatkan tersangka saat menjalani pemeriksaan. Saat ini kondisi tersangka sudah mulai stabil.
Tindakan tegas dan proses hukum secara transparan akan dilakukan terkait kasus seorang anggota polisi yang membunuh ibu kandungnya di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved