Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DESA Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT ditetapkan masuk nominasi 10 besar desa wisata berkembang di Indonesia.
Selain menetapkan 10 desa nominator wisata berkembang, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi juga menenapkan nominasi 10 besar desa wisata maju.
Sekretaris Dirjen pembangunan dan pemberdayaan Masyarakat Desa, Rosyidah Rahmawati, dalam suratnya yang diterima Kepala Desa Tebara, Marhen Ragowino Bira, menyatakan penilaian 10 besar Lomba Desa Wisata Nusantara 2019, adalah hasil verifikasi lapangan yang dilakukan tim verifikasi lomba, sejak 7-26 oktober 2019 di 28 Desa dari 26 Kabupaten dan 12 Provinsi di Indonesia.
''Sebanyak 10 besar desa wisata maju dan 10 desa wisata berkembang, akan melakukan pemaparan di depan tim juri pada 29 November 2019, di kantor Kemendes RI. Tetapi bagi saya menjadi nominator 10 desa wisata berkembang saja sudah harus disykuri,'' ujar Kepala Desa Marthen Ragowino Bira.
Meski mengaku puas dengan capaian prestasi itu, Kepala Desa Tebara, Marthen Ragowino Bira mengaku akan mengikuti Presentasi di Kemendes RI. ''Saya sudah lakukan persiapan untuk presentasi di Kemendes RI nanti. Presentasi tentang efek manfaat dana desa yang menggarap potensi pariwisata budaya dan alam yang akan membuka banyak lapangan kerja bagi warga desa,'' papar Marthen. (OL-11)
Kegiatan ini, bukan hanya memacu semangat hidup sehat, tapi juga mendorong perputaran ekonomi dan pariwisata kota
Sebagai salah satu platform kepariwisataan Indonesia, Event By Indonesia diharapkan dapat memberi kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi terkini mengenai daftar event.
INDONESIA, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menjadi tuan rumah International Islamic Expo (IIE) 2025 ke-15 di JCC Senayan, pada 11-13 Juli.
Monas dapat dioptimalkan sebagai botanical garden atau kebun botani yang memberikan ruang edukasi dan konservasi flora nusantara serta pusat riset tanaman langka khas Indonesia.
Peresmian ini juga menandai lahirnya Hari Festival Desa Wisata Amping Parak, yang akan masuk dalam kalender resmi pariwisata nagari.
Pacu Jalur sendiri diyakini telah ada sejak abad ke-17. Lebih dari sekadar perlombaan, tradisi ini menjadi simbol gotong royong khas bangsa Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved