Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pancaroba, PDAM Cianjur Waspadai Tanah Longsor

Benny Bastiandy
20/10/2019 10:52
Pancaroba, PDAM Cianjur Waspadai Tanah Longsor
Musim pancaroba memicu potensi terjadinya longsor di wilayah rawan bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.(Antara)

PERUSAHAAN Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Mukti Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewaspadai potensi tertutupnya pipa penyaluran air bersih akibat tanah longsor  bersamaan hujan deras beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut tentu bakal berdampak terhadap pasokan air bagi para pelanggan.

"Ada beberapa titik yang kami waspadai rawan terjadi longsor yang bisa mengakibatkan kerusakan pada pipa air bersih," kata Direktur Utama Perumdam Tirta Mukti, Budi Karyawan, Minggu (20/10).

Tersendatnya pasokan air akibat tanah longsor pernah terjadi saat turun hujan deras pekan lalu. Lokasinya berada di tranmisi air di Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang.

"Ada sekitar 5 ribu pelanggan yang terdampak. Pasokan air kepada pelanggan tersendat beberapa hari. Titik lainnya yang kami waspadai rawan berada di Pasirbanen di Kecamatan Karangtengah," tutur Budi.

Untuk menangkal bencana, Budi dan jajarannya angkat tangan. Artinya, Budi tidak bisa mengantisipasi seandainya terjadi tanah longsor.

"Kami paling hanya melakukan patroli dengan cara menyusuri jalur-jalur pipa air," ungkap dia.

Jumlah pelanggan air bersih Perumdam Tirta Mukti mencapai sekitar 50 ribu sambungan. Pelanggan itu tersebar di sejumlah wilayah mulai dari Cianjur selatan hingga tengah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandung mengingatkan warga Cianjur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya peralihan musim (pancaroba). Imbauan itu menyusul terjadinya badai yang menerjang wilayah Cianjur pada Kamis (17/10) malam hingga mengakibatkan sejumlah kendaraan dan bangunan rusak tertimpa pohon tumbang.

"Hujan deras disertai angin kencang dan hujan es di Cianjur disebabkan terdapatnya awan cumulonimbus," kata Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Tony Agus Wijaya, saat dihubungi Media Indonesia.

Awan cumulus nimbus berkarakter gelap berlapis. Awan tersebut berpotensi menyebabkan angin kecang, petir, dan hujan lebat.

"Kejadiannya dalam waktu singkat. Biasanya kurang dari 1 jam. Kondisi ini umumnya terjadi pada masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan," jelas Agus.

baca juga: Ribuan Umat Katolik Doakan Pelantikan Presiden dan Wapres

Agus memprediksi potensi terjadinya badai kemungkinan bisa terulang selama masa pancaroba. Karena itu, Agus mengimbau masyarakat harus selalu mewaspadai potensi-potensi tersebut.

"Masih ada potensi terulang di masa pancaroba yaitu sekitar pada Oktober dan awal November. Kalau prediksi, musim hujan akan terjadi awal November," pungkasnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik