Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspadai Bencana Longsor

Benny Bastiandy
12/10/2019 09:40
Waspadai Bencana Longsor
Pelaksana Tugas Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, didampingi Direktur Utama Perumdam Tirta Mukti, menyalurkan air bersih.(MI/Benny Bastiandy)

HUJAN yang mengguyur beberapa daerah belakangan setelah terjadi kemarau panjang harus diwaspadai karena dapat memicu longsor. Masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau dekat tebing diminta mengungsi saat hujan deras.

Imbawan peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman longsor, antara lain disampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat. Apalagi, pada Selasa (8/10) malam, longsor di tengah hujan deras menerjang Kampung Cirawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, mengakibatkan dua warga meninggal dunia.

"Selama kemarau panjang, kondisi tanah mengalami retak. Saat diguyur hujan, berpotensi menjadi gembur hingga mengakibatkan tanah bergeser atau longsor," kata Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cianjur Herman Suherman seusai menyerahkan bantuan untuk korban longsor di Kampung Cirawa, kemarin.

Menurutnya, warga yang bermukim di daerah rawan longsor harus segera mengungsi saat hujan deras sebagai langkah antisipasi adanya korban jiwa ketika terjadi bencana.

"Pemerintah daerah melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sering memberikan sosialisasi agar masyarakat bisa mendeteksi dini bencana. Jadi, mereka bisa mengungsi sebelum terjadi bencana," tegas Herman.

Meski mulai terjadi hujan, dampak kemarau panjang masih membuat sebagian masyarakat di Kabupaten Cianjur kesulitan mendapatkan air bersih. Oleh karena itu, pemkab setempat hingga kini masih mendistribusikan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pendistribusian air bersih dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan Perumdam Tirta Mukti serta Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan).

"Beberapa pekan terakhir memang ada hujan, tapi tidak merata. Di wilayah selatan masih dilaporkan terjadi krisis air bersih. Hingga kini kami masih terus mendistribusikan air bersih dengan Perumdam Tirta Mukti dan Dinas Perkimtan," kata Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno, kemarin.

Krisis air bersih juga terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, karena persediaan telah habis. "Persediaan air bersih untuk bantuan kepada warga yang dilanda kekeringan sudah habis. Kini kami hanya mengharapkan bantuan dari pihak lain," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Pati Hadi Santosa.

Di sisi lain, BPBD Kabupaten Karangasem, Bali, masih terus mendistribusikan air bersih ke Kecamatan Kubu untuk kesekian kali. Sebanyak 15 ribu liter air bersih, kemarin, didistribusikan ke tiga banjar dinas (dusun), yakni Banjar Dinas Dalem, Desa Tianyar Tengah, Banjar Dinas Sambilaklak, dan Banjar Dinas Juntal Kaja, Desa/Kecamatan Kubu.

 

Lebih kering

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, Dwikorita Karnawati, menyatakan musim kemarau tahun ini jauh lebih panjang dan lebih kering bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan saat ini di bawah 200 milimeter.

Menurutnya, suhu semakin panas karena awan di atas kepulauan Indonesia semakin bersih sehingga kemungkinan terjadinya hujan sangat rendah. (AS/RS/RF/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya