Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEORANG nelayan warga Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sunarto, 35, diseruduk puluhan Banteng hingga tewas seketika.
Peristiwa tersebut terjadi saat korban hendak melintas di jalan menuju Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) tepat saat segerombolan banteng melintas menyeberang jalan hingga menabrak kendaraan yang dinaiki Sunarto.
Melihat kejadian tersebut, Kasubag TU, Balai TN Alas Purwo, Muhamad Wahyudi, mengatakan, segerombolan banteng memang sering kali lewat di jalur jalan raya tepat di lokasi kejadian perkara Sunarto tertabrak.
"Informasi dari petugas di sana, saat itu, dia mengendarai sepeda dari rumah mau berangkat kerja melaut, Kemudian saat itu ada banteng lewat dari arah barat dan dia menabraknya," ujar Wahyudi, Senin (7/10).
Menurutnya, pihak TNAP sudah memasang rambu untuk berhati hati saat melintas di jalur yang sering dilewati banteng tersebut, tepatnya di sekitar Curah Jeru, selatan Dusun Kutorejo, Desa Kalipait. Dalam rambu peringatan, berisi informasi agar pengendara mengurangi kecepatan antara 40 kilometer per jam.
Saat peristiwa tubrukan dengan banteng, Sunarto diduga terinjak oleh koloni yang masih ada di bagian belakang. Saat dievakuasi, tampak beberapa bagian tubuh korban mengalami memar dan lecet.
Baca juga: Kasus Pemukulan, Gerindra Diimbau Evaluasi Ketua DPRD Jabar
"Banteng itu kan biasanya rombongan, nah yang belakang itu kan kalau ada kejadian biasanya lari to, jadi mungkin terinjak yang belakang. Menurut ceritanya begitu," ujarnya.
Sementara itu, salah satu warga Desa Kalipait, Rindi Suwito, 30, ia mengatakan, kawasan Curah Jeru memang kerap kali dilintasi kawanan Banteng, terutama saat dini hari jelang pagi.
"Itu kan kejadiannya pas pukul 05.00 WIB, warga ramai membicarakan itu. Di situ memang sering ada gerombolan banteng yang menyeberang dari perbatasan kawasan Perhutani menuju TNAP," kata Rindi.
Rindi menambahkan, sejak remaja dirinya memang kerap melihat banteng yang melintas di jalanan yang dilalui warga. Menurutnya, banteng-banteng tersebut biasa mencari makan di areal Perhutani.
"Setiap musim kemarau saya sering melihat banteng menyeberang, terutama saat pagi hari. Jadi banteng-banteng itu mencari makan mulai jam 12 malam di kawasan Perhutani. Biasanya makan kulit pohon dan rebung. Kemudian kembali ke taman nasional sebelum matahari terbit, jadi itu kawasan perlintasan banteng," terangnya. (OL-1)
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
Keberadaan tim nanti akan menjelaskan secara rinci perihal sistem SPBM serta mencari solusi terbaik agar mereka tetap terakomodasi dan tetap sekolah.
Sedikitnya 61 orang dilaporkan hilang setelah kapal feri tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam.
Rama menuturkan penangkapan bermula dari laporan masyarakat yang masuk melalui layanan pengaduan Waduli Banyuwangi.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
Kota Banyuwangi memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, hampir setara dengan tingkat pertumbuhan nasional 2024. Salah satu penopangnya adalah industri pariwisata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved