Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Petani Klaten Kurang Berminat Ikut Program AUTP

Djoko Sardjono
14/9/2019 11:00
Petani Klaten Kurang Berminat Ikut Program AUTP
Petani(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

PROGRAM Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kurang diminati petani di Klaten terutama musim tanam (MT) II. Karena itu, banyak petani gagal panen pada periode tanam April-September ini tidak mendapat klaim ganti rugi.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan pada MT II tahun ini sangat sedikit petani di daerah ini yang menjadi peserta AUTP.

Sementara di Kabupaten Klaten, tanaman padi yang gagal panen (puso) pada MT II atau periode tanam April-September 2019 mencapai 875 hektare dari sekitar 2.000 hektare luas lahan padi yang kekeringan akibat kemarau.

"Tapi, hanya sedikit atau tidak lebih dari satu hektare yang diasuransikan. Karena itu, pada MT II ini banyak petani yang rugi akibat gagal panen," katanya kepada Media Indonesia di ruang kerjanya, Jumat (13/9).

Baca juga:  Ribuan Petani Klaten belum Miliki Kartu Tani

Menurut Widiyanti, petani pada MT II kurang berminat menjadi peserta AUTP. Pertimbangannya pada masa tanam padi April-September itu tidak akan terjadi bencana banjir, berbeda dengan MT I Oktober-Maret.

Memang, keikutsertaan petani dalam program AUTP lebih banyak di MT I sebagai antisipasi terjadi bencana banjir. Meski begitu, DPKPP Klaten tetap mengusahakan bantuan benih bagi petani yang gagal panen.

"Untuk membantu petani yang gagal panen, kami sudah mengajukan bantuan benih ke pusat (Kementerian Pertanian RI) untuk 875 hektare tanaman padi yang puso akibat kekeringan. Bantuan per hektare 25 kilogram," ungkapnya.

Perlu diketahui, AUTP untuk memberikan perlindungan petani. Saat gagal panen akibat bencana, seperti banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) akan mendapatkan klaim asuransi.

"Karena itu, untuk antisipasi terjadi bencana (banjir, kekeringan, dan serangan OPT) hingga mengakibatkan gagal panen, kami mengharapkan petani setiap musim tanam ikut program asuransi tersebut," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya