Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
BEBERAPA pekan ini banyak petani tomat di Banyuwangi mengeluh. Hal itu karena harga tomat di tingkat petani sangat memprihatinkan. Anjloknya harga tomat tersebut membuat banyak petani membiarkan tanamannya membusuk.
Ada juga yang memilih mengganti dengan tanaman cabe maupun komoditas lainnya.
Salah satu petani tomat asal Desa Sraten, Kecamatan Cluring Banyuwangi, Fuat, 35, mengaku sengaja membiarkan tanaman tomat miliknya tidak dipanen lantaran biayanya lebih besar ketimbang hasil yang diperoleh.
"Harganya anjlok mas, tomat ini saya biarkan saja, daripada rugi banyak," kata Fuat kepada Media Indonesia saat ditemui di lahan sawahnya, Sabtu (14/9).
Ia mengatakan harga normal tomat di petani, yakni Rp3.000 per kilogram sekarang ini Rp500 per kilogram. Bahkan ada yang dijual diharga Rp400 per kilogram. Hal tersebut membuat petani rugi besar.
"Harga segitu ya rusak. Pokoknya rugi banyak mas, belum biaya perawatannya, belum obatnya, belum airnya," tuturnya.
Baca juga: Kemarau Panjang Bikin Tomat di Palu Membusuk
Para petani tomat di Banyuwangi berharap kepada pemerintah untuk segera tanggap menyikapi hal ini, sehingga harga bisa kembali stabil.
"Kami ya pengennya harga tomat stabil kisaran Rp3.000 per kg, harga segitu sudah stabil, kami petani sudah bisa untung," harapnya.
Sementara itu salah satu pengepul komoditas tomat asal Banyuwangi, Sugiono, 35, menjelaskan harga tomat turun karena banyak faktor, di antaranya banyak petani yang panen bersamaan, sehingga pasokan melimpah di pasar menyebabkan harga rusak.
"Mau gimana lagi, saya aja bingung mau buang tomat ini dimana. Kemaren di pasar Genteng dapat kiriman tomat dari Bali, belum lagi dari kabupaten lainnya," jelas Sugiono kepada Media Indonesia saat dikonfirmasi.
Selain itu, ada juga faktor alam seperti cuaca yang kurang baik akan mengakibatkan kualitas tomat jelek, sehingga mengakibatkan harga bisa turun.
Saat ini, lanjut Sugiono, ia memasok tomat di pasar wilayah Banyuwangi pada harga sekitar Rp2.000, namun ia juga melihat kualitas dari tomat, kalau bagus dijual dengan harga di atas Rp2.000.
"Kalau tomat itu kualitasnya bagus, harganya Rp2.000 ke atas mas. Kalau biasa-biasa saja tidak ada Rp2.000. Harga segitu cukup balik modal aja mas," pungkasnya.(OL-5)
MENJELANG perayaan Imlek 2025, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengambil langkah proaktif untuk memastikan ketersediaan bahan pokok.
Pemerintah melalui Bapanas membangun kios pangan di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya sinergis dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Harga pangan yang relatif stabil di level tinggi telah mengikis daya beli masyarakat. Kondisi itu akan semakin buruk jika ke depan ada kenaikan biaya lain.
Komoditas seperti jagung yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.
Satgas Pangan Polri menyarankan agar pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tingkatkan pasar murah dalam menjaga stabilisasi harga jelang Idul Fitri.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan siklus panen di sejumlah daerah penghasil beras memberi harapan untuk menstabilkan harga di pasaran yang saat ini fluktuatif.
Kelompok Petani Jantan ini memanfaatkan lahan seluas 4,5 hektare untuk ditanam jagung jenis ketan.
MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus 4 juta ton.
Utama Spice, jenama gaya hidup sehat asal Bali, resmi membuka toko kedelapan.
PEMERINTAH mengklaim berhasil mencetak tonggak sejarah baru dalam penguatan ketahanan pangan nasional.
Pengadaan pupuk yang tidak lagi memerlukan banyak persetujuan dari pemerintah pusat maupun daerah. Dengan penyederhanaan regulasi, diharapkan produksi pertanian akan meningkat.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan ruang bagi IHT untuk tumbuh dan beradaptasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved