Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Warga Cium Bau Gas Belerang Dari Gunung Tangkuban Parahu

Depi Gunawan
12/9/2019 10:41
Warga Cium Bau Gas Belerang Dari Gunung Tangkuban Parahu
Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu(Antara )

SEJUMLAH warga yang tempat tinggalnya jauh dari Gunung Tangkuban Parahu mengaku menghirup bau gas sulfur atau belerang yang berasal dari aktivitas gunung tersebut pada Rabu (11/9) petang.

Bau gas dilaporkan tercium hingga ke wilayah Cimahi dan Padalarang yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari puncak Kawah Ratu Tangkuban Parahu yang kini mengalami erupsi. Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) menjelaskan, bau belerang dari Gunung Tangkuban Perahu diperkirakan akibat tiupan angin kencang ke arah Selatan-Baratdaya atau sekitar wilayah Cimahi dan Bandung Barat.

"Berdasarkan analisis data pemantauan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terhirupnya gas pada jarak yang relatif jauh dimungkinkan karena tiupan angin yang cukup kencang," ungkap Kepala PVMBG, Kasbani melalui keterangan pers, Kamis (12/9).

Dia menerangkan, pihaknya langsung bergerak mengecek lapangan dengan melakukan pengukuran gas di sekitar Kawah Ratu Tangkuban Parahu begitu menerima informasi dan laporan dari warga.

"Hasil pengukuran menunjukkan belum adanya indikasi peningkatan konsentrasi gas CO2, SO2 yang signifikan," katanya.

Hasil pengamatan petugas di bibir kawah pukul 21.30 WIB, Kasbani menjelaskan, teramati asap dengan konsentrasi sedang hingga tebal setinggi 180 meter di atas permukaan kawah. Kolom erupsi tidak teramati tetapi tercium bau belerang yang cukup menyengat disertai suara gemuruh dengan intensitas sedang.

"Hasil pengamatan gas dengan drager terukur kobsentrasi CO2 : 0,020 vol persen dan SO2 : 4,6 ppm. Konsentrasi gas-gas tersebut masih relatif lebih kecil dari hasil pengukuran sebelumnya yaitu pada 1 Agustus 2019," bebernya.

Selain itu, pemantauan suhu kawah belum menunjukkan adanya peningkatan, amplitudo tremor yang terekam dominan sekitar 25 milimeter. Saat ini, status Tangkuban Parahu masih berada di Level II waspada dengan rekomendasi jarak bahaya di dalam radius 1,5 km dari kawah.

baca juga: PDIP Lepas Kursi Ketua DPRD di Tujuh Daerah Pantura Jateng

"Masyarakat yang berada di luar radius 1,5 kilometer agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa namun tetap mengikuti perkembangan aktivitas gunungapi dari PVMBG dan pemerintah daerah," jelasnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya