PLB Timah Lebih Efisien Tapi Tidak Disukai Pengekspor

Rendy Ferdiansyah
04/9/2019 10:25
PLB Timah Lebih Efisien Tapi Tidak Disukai Pengekspor
Pusat Logistik Berikat(Antara )

KEHADIRAN Pusat Logistik Berikat (PLB) di setiap provinsi yang memiliki komoditas ekspor seperti timah, lebih efisien dan menguntungkan karena pengekspor tidak perlu ke Singapura. Hal itu disampaikan CEO ICDX Logistik Berikat (ILB), Petrus Tjandra menanggapi pernyataan Dirut PT Timah Tbk Riza Pahlevi yang menilai
menggunakan gudang Pusat Logistik Berikat (PLB) di Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung kurang efisien.

Ia pun buka-bukaan mengenai berapa besaran tarif yang dikenakan perusahaan atau PT Timah Tbk jika menggunakan gudang PLB Pangkalpinang. Disebutkanya untuk menempatkan timah batang di Gudang LME Singapura dikenakan tarif 68,5 dolar Singapura atau sekitar Rp685 ribu per metrikton. Sedangkan untuk penumpukan timah batangan dikenakan tarif USD 0,55 per hari/per ton atau sekitar Rp7700.

"Tarif ini jelas jauh berbeda jika menggunakan gudang dan penumpukan timah batangan di PLB Pangkalpinang," kata Petrus, Rabu (4/9).

Ia membeberkan di PLB Pangkalpinang, penjual yang akan menempatkan timah batangan dikenai tarif Rp255 ribu per ton, sedangkan pembeli Rp325 ribu per ton.

"Kalau dari Muntok Bangka Barat, tarif yang dikenakan untuk penjual Rp430 ribu per ton, pembeli Rp325 ribu per ton," ujarnya.

Untuk tarif penumpukanya sendiri lanjut Petrus, 1-60 hari Rp4500 per hari/ton, 61-180 hari Rp4000 per hari/ton, 181-360 hari Rp3000 per hari/ton selanjutnya nego.

"Silahkan dibandingkan jika timah batang digudangkan dan ditumpukan di PLB  Pangkalpinang dengan LME Singapore mana yang lebih efisien dan
menguntungkan," ungkap dia.

Pada kesempatan itu Manager PT Tantan KS, Wiriyandi mengatakan pihaknya mengeluh karena tidak ada komintmen para perusahaan timah swasta dan PT Timah Tbk menggunakan gudang PLB di Ketapang Pangkalpinang.

"Jelas sekali kita mengeluh, pendirian PLB ini kan bagian dari araha Pak Presiden. Namun tidak digunakan optimal oleh PT Timah dan perusahaan timah swasta," terang Wiriyandi.

"Tiga tahun terakhir, PT Timah baru sekali menggunakan PLB. Sementara smelter swasta sedang banyak berhenti karena belum sertifikasi,"
ujarnya.

baca juga: Ganjar Ingatkan Jangan Sampai di RS Ada Pungli

Ia pun berharap jika nanti, perusahaan smelter timah swasta berjalan diharapkan bisa menggunakan gudang timah batang di PLB Ketapang Pangkalpinang.

"Dengan adanya PLB ini sudah jelas tarif murah, efisien dan menguntungkan eksportir," ungkap dia. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya