Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Pelabuhan Kampung Baru Tetap Hidup

Media Indonesia
03/9/2019 07:10
Pelabuhan Kampung Baru Tetap Hidup
Sejumlah kapal cepat (speedboat) terparkir di dermaga Pelabuhan Kampung Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur.(MI/PIUS ERLANGGA)

BALIKPAPAN dikenal ­sebagai ko­ta pelabuhan karena memiliki dua pelabuhan domestik, yaitu Pe­­labuhan ­Kam­pung Baru dan Pelabuh­an ­Semayang.

Pelabuhan Kampung Baru di­­gadang-gadang bakal ­men­jadi pintu masuk ­untuk menuju ibu kota baru yang berada di Kabupaten ­Penajam Pa­­ser Utara.

Bila dibandingkan dengan Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Kampung Baru jauh lebih kecil dan kuno. Pelabuh­an Semayang yang tampak modern mampu mengantarkan penumpang hingga ke luar wilayah Kalimantan.

Adapun Pelabuhan Kam­pung Baru memiliki orisinalitas yang tetap terjaga hingga saat ini.

Berdasarkan pantauan war­ta­­wan Media Indonesia M Ilham Ramadhan Avisena dan Pius Erlangga pada Ming­gu (1/9), Pelabuhan Kampung Baru tampak ramai.

Selain digunakan untuk me­nyeberang, pelabuhan yang menggunakan kayu sebagai ba­­han utama bangun-annya itu ke­rap dijadikan sebagai area untuk bercengkerama para warga. Sekadar santap gorengan dan juga ke­giatan jual-beli.

Di area pelabuhan berbentuk persegi dengan kolam di tengah itu ada beberapa penjual yang menjajakan ha­­sil tangkapan laut.

Di area kolam, je­­jeran kapal cepat (speedboat) terikat di tiang-tiang pe­­nyangga. Kadang pejalan kaki harus menepi lebih dahulu dan memberikan jalan bagi pengguna sepeda motor untuk me­lintas.

Pelabuhan Kampung Baru memiliki empat dermaga, tiga di antaranya diperuntukkan kapal besar atau disebut dengan kelotok dan satu der­maga untuk berlabuhnya speedboat.

Kelotok tidak hanya meng­antarkan penumpang. Kapal kayu sederhana itu juga mengangkut komoditas seperti beras, buah-buah­­­­an, dan sayur mayur.

“Tujuh belas naik, 17 naik!” seru se­­orang awak kapal seraya mem­ban­­tu awak lainnya mengangkut motor masuk ke kapal.

Rupanya teriakan ­tersebut merupakan sinyal keberang­katan kelotok menuju ­Pe­­najam.

Sesekali terlihat warga yang merasa takut untuk tu­­run maupun naik ke kelotok lantar­an tidak ada jalan khusus dan ha­nya dibantu awak mengguna­kan tangan telanjang.

Biaya untuk mengguna­kan ja­­sa kelotok ialah Rp11.000 per orang. Adapun ­untuk sepeda mo­­tor ditarif Rp36.000. Waktu yang dihabiskan untuk menyeberang mengguna­kan kelotok ialah sekitar 45 menit.

Walaupun memiliki mobi­litas ting­­­gi dan padat, Pela­buhan Kampung Baru ­terlihat bersih dan tertata dengan r­a­pi. (X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya