Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Orangutan Kelaparan Rusak Kebun Nanas Warga Sampit

Antara
30/7/2019 19:50
Orangutan Kelaparan Rusak Kebun Nanas Warga Sampit
orangutan(. (Photo by CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP))

GANGGUAN orangutan kembali terjadi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bahkan satwa dilindungi itu merusak kebun nanas milik warga.  

"Orangutan itu diduga kelaparan karena cadangan makanan di habitat aslinya makin sulit didapat sehingga dia mencari makanan hingga ke kebun warga," kata Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Muriansyah, di Sampit, Selasa (30/7).  

BKSDA menerima laporan dari seorang warga bernama Sadinus yang menyebutkan ada orangutan terlihat di kebunnya di Jalan Tjilik Riwut 5 Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang. Satwa langka dengan nama latin pongo pygmaeus itu merusak nanas di kebun warga setempat.    

Warga melapor ke BKSDA karena khawatir orangutan dewasa diperkirakan berjenis kelamin jantan itu kembali muncul dan menyerang mereka. Warga berharap satwa langka itu dievakuasi ke habitat aslinya sehingga tidak lagi merusak kebun warga.   

Menindaklanjuti laporan itu, Muriansyah bersama anggotanya mendatangi lokasi pada pagi dan sore hari. Mereka memeriksa di sekitar lokasi tempat orangutan itu sempat terlihat.

Tim tidak melihat keberadaan orangutan tersebut. Namun tim meyakini memang ada orangutan di kawasan itu seperti yang dilaporkan warga setempat.


Baca juga: Akibat Kemarau Angkutan Sungai Ke Pedalaman Terhambat


"Kami menemukan ada dua sarang orangutan. Di kawasan itu terdapat tanaman buah nanas, pohon karet, semak belukar dan pohon buah. Sumber makanan itulah yang diincar orangutan tersebut," kata Muriansyah.

Beberapa hari terakhir, BKSDA menerima sejumlah laporan kemunculan satwa dilindungi. Warga pun mulai khawatir jika satwa liar itu menyerang manusia.

Pekan lalu, BKSDA meninjau hutan di Desa Telaga Baru Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, tempat dilaporkan sempat terlihat puluhan bekantan (nasalis larvatus) masuk ke kebun warga. Saat tim ke lokasi, satwa jenis kera dilindungi dengan ciri khas hidung panjang itu
tidak terlihat.

Satwa liar mulai menyasar kawasan lahan pertanian dan permukiman warga karena cadangan di habitatnya makin berkurang. Berbagai faktor bisa menjadi penyebabnya, seperti konversi lahan untuk pertanian, pertambangan atau permukiman, serta bisa pula dampak penebangan liar dan kebakaran hutan dan lahan.

"Kami imbau masyarakat segera melaporkan jika melihat kemunculan satwa dilindungi seperti orangutan, bekantan, beruang dan lainnya. Masyarakat diminta tidak memburu atau membunuh satwa dilindungi tersebut karena berbahaya dan melanggar aturan," ujarnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya